Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 FEBRUARI 2021
P. 97

PENDIDIKAN VOKASI, PEMERINTAH DORONG INDUSTRI TERLIBAT

              Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara lelah
              selesai pengerjaannya. Diproyeksi pelabuhan yang terbesar di wilayah barat Indonesia ini 2023
              mendatang akan banyak menyerap tenaga kerja.

              Selanjutnya pada pembanguan tahap II, pemerintah akan memfokuskan pada pengembangan
              sumber daya manusia. Langkah ini sebagai upaya pembenahan sumber daya manusia (SDM)
              agar sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Di mana diprediksi di
              tahun 2024, Kuala Tanjung diprediksi akan menyerap 110 ribu orangtenaga kerja.

              Hal  tersebut  terungkap  dalam  webinar  bertema  Diskusi  Kompetensi  (Disko)  Batch  28  yang
              diselenggarakan Rumah Kompetensi Indonesia dengan narasumber; Bupati Batubara. H Zahir
              MAp. Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kemenko Perekonomian, Dr Yulius
              MA, dan Kepala Bappeda Sumut di wakili Sekretaris, Yosi Sukmolo serta Ketua Apindo Sumut,
              Parlindungan Purba, Jumat (5/2) sore.
              Bupati Batubara. H Zahir MAp dalam kesempatan tersebut memaparkan pengembangan Kuala
              Tanjung  sebagai  komplek  industri  pelabuhan  berskala  besar  juga  berkontribusi  secara  nyata
              terhadap poros nasional. Seperti pengembangan ekonomi regional menurunkan biaya logistik,
              mengefektifkan penggunaan sumber daya negara dan BUMN secara khusus dalam meningkatkan
              rantai nilai dari pengekspor barang-barang bernilai tambah melalui produk setengah jadi.

              Perkembangan  kawasan  industri  Kuala  Tanjung  dalam  Proyek  Strategis  Nasional  (PSN)  akan
              diintegrasikan dengan Pelabuhan Hub Internasional yang telah beroperasi sejak April 2019 ini,
              sudah menunjukkan peningkaatn aktivitas bongkar muat.

              "PT Prima Multi Terminal (PMT) yang mengelola Pelabuhan Kuala Tanjung mencatat kenaikan
              bongkar muat mencapai tiga kali lipat. Bulai Mei berjumlah 1.300 TEUs menjadi lebih dari 3.500
              THUs pada bulan November 2019," ujarnya.
              Sementara  Yulius  menyebutkan  dalam  pembangunan  Kuala  Tanjung  tahap  ll  ini,  prioritas
              pemerintah  mendorong  SDM  yang  handal  sesuai  dengan  kebutuhan  industri  dan  dunia
              usahalewat  berbagai  kebijakan.  Salah  satunya  menyusun  pengembangan  pendidikan  vokasi
              secara nasional serta mendorong keterlibatan industri dalam pengembangan pendidikan vokasi
              secara masif dan skalaable.

              Untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM ini, pemerintah memberikan insentif pajak bagi
              DUDI yang terlibat dalam pengembangan vokasi, insentif pajak melalui PP No45 tahun 2019
              tentang perubahan atas PP94 tahun 2019 tentang penghitungan penghasilan kena pajak dan
              pelusanan PPh dalam tahun berjalan, berupa fasilitas pemotongan paling tinggi 200% dari biaya
              yang dikeluarkan untuk kegiatan vokasi yang dikeluarkan.

              Saat ini sebut Yulius, untuk mendukung hal tersebut pihaknya sedang menyusun komite vokasi
              nasional. Dalam menyusun komite vokasi nasional ini diharapkan peran pemda tingkat I dan II
              untuk mendorong bersama-sama pendidikan vokasional hingga ke daerah.

              Menanggapi  hal  ini,  Bupati  Batubara  mengaku  dilema  dalam  menyiapkan  SDM  yang  sesuai
              dengan kebutuhan DUDI. Sebab kewenangan pengelolaan jenjang pendidikan SMA/SMK telah
              dilimpahkan  ke  Dinas  Pendidikan  Provinsi.  Karenanya  dalam  upaya  pembenahan  SDM  ini,
              pihaknya meminta kewenangan pengelolaan SMA/ SMK ini dikembalikan ke kabupaten/kota.

              Hal ini juga ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan Batubara, Ilyas Sitorus yang mengakui selama
              ini  antara  kurikulum  pendidikan  dengan  kebutuhan  industri  tidak  sejalan.  Sehingga
              menyebabkan pendidikan SMK yang ada justru mirip seperti sekolah sastra.


                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102