Page 119 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 119

WAGUB DKI JAKARTA BUKA ALASAN NEKAT 'LANGGAR' PERATURAN DEMI
              NAIKKAN UMP SAMPAI 5,1%
              Perkara  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  2022  kembali  menuai  polemik  setelah  Gubernur  DKI
              Jakarta Anies Baswedan mengambil kebijakan mengejutkan. Sebab Anies menaikkan nilai UMP
              2022 dari 0,8 persen menjadi 5,1 persen.

              Kenaikan ini pun belum sesuai dengan regulasi pengupahan di Peraturan Pemerintah Nomor 36
              Tahun 2021, sebuah fakta yang diakui oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
              "Memang ini (penyesuaian UMP 5,1 persen) belum sesuai dengan PP 36," terang Ariza di Balai
              Kota Jakarta, Selasa (21/12).

              Di PP 36/2021, pengupahan diatur menggunakan formula penyesuaian dengan inflasi atau nilai
              pertumbuhan ekonomi provinsi berdasarkan data lembaga bidang statistik. Namun menurut Ariza
              formula UMP di PP 36/2021 tidak sesuai dengan kondisi di Ibu Kota, berbeda dengan daerah lain
              di Indonesia.
              Dijelaskan Ariza, bila nilai UMP provinsi lain, bisa disesuaikan kembali di tingkat kabupaten/kota
              karena adanya otonomi daerah. Situasi inilah yang berbeda dengan DKI Jakarta.

              "DKI ini kota administratif, semua ada di provinsi. Jadi kalau kebijakan di provinsi semuanya
              mengikuti formula yang sama, itu naiknya kecil sekali," kata Ariza.

              Kenaikan sesuai dengan PP 36/2021 inilah yang dianggap tidak memenuhi rasa keadilan oleh
              Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Bayangkan masa naiknya Rp37 ribu atau 0,8 persen, tidak
              sampai satu persen. Kan belum memenuhi rasa keadilan," imbuh Ariza.

              Karena itulah Pemprov DKI Jakarta kemudian merevisi besaran kenaikan UMP 2022 menjadi
              sebesar Rp225.667. Dengan demikian nilai UMP 2022 di Ibu Kota adalah Rp4.641.854.
              Anies Baswedan sendiri sebelumnya beralasan revisi kenaikan UMP 2022 disesuaikan dengan
              kajian sejumlah pihak seperti Bank Indonesia dan Institute for Development of Economics and
              Finance (Indef). Namun kebijakan Anies ini menuai pro dan kontra, bahkan terancam sanksi dari
              Kementerian Dalam Negeri.

              "Kami  mengimbau  agar  harus  dilaksanakan  sesuai  PP  36/2021,  karena  itu  amanat  undang-
              undang. Kalau Kemnaker menegur, pasti ada wilayah yang harus ditaati dalam bernegara. Kami
              berkoordinasi  dengan  Kemendagri  dalam  hal  ini,"  papar  Kepala  Biro  Humas  Kementerian
              Ketenagakerjaan, Chairul Fadhly Harahap, Senin (20/12).

























                                                           118
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124