Page 235 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 235
mendapatkan kabar bahwa UMP Jakarta akan direvisi kembali. Informasi yang ia terima bahwa
kenaikan angka 5,1 persen belum final. Oleh karenanya kata dia Anies Baswedan hanya mau
menciptakan kegaduhan terhadap rakyatnya.
NAIKKAN UMP JAKARTA 2021 JADI RP4,6 JUTA, ANIES BASWEDAN DIANGGAP
BIKIN GADUH
Politikus PDIP Jakarta Pandapotan Sinaga menilai, Anies Baswedan hanya membuat kegaduhan
atas keputusan menaikkan UMP (Upah Minimum Provinsi) Tahun 2022.
Dia juga sempat mendapatkan kabar bahwa UMP Jakarta akan direvisi kembali. Informasi yang
ia terima bahwa kenaikan angka 5,1 persen belum final.
Oleh karenanya kata dia Anies Baswedan hanya mau menciptakan kegaduhan terhadap
rakyatnya.
"Kenapa begitu, karena itu akan menciptakan suasana tidak kondusif antara pengusaha dengan
buruh," ujarnya, di Jakarta Selatan, Selasa, 21 Desember 2021.
Ia berpendapat, tidak semua pengusaha akan mampu mengikuti kenaikan UMP 2022 yang
ditetapkan naik sebesar 5,1 persen.
Mungkin kata dia, pengusaha yang mampu dan mapan bisa mengikuti revisi UMP 2022.
"Tapi bagaimana dengan pengusaha yang tidak mampu? Kan dasar Pergub ini kan buat semua
tenaga kerja," katanya.
Revisi UMP 2022 Memunculkan Polemik Diketahui, mulanya Anies Baswedan menetapkan
kenaikan UMP 2022 sebesar 0,85 persen sesuai dengan formula yang telah ditetapkan
pemerintah.
Anies Baswedan pun mengakui kalau dirinya terpaksa menaikkan UMP 2022 sebesar 0,85 persen
sebab saat itu dia harus mengejar tenggat waktu penetapan yang telah diatur pemeirntah pusat.
Ia kemudian bersurat kepada Kementerian Ketenagakerjaan agar meninjau kembali formula
penetapan UMP. Sebab menurutnya, memunculkan ketidakadilan.
Oleh karena itu, pada 18 Desember 2021 lalu, Anies Baswedan kembali merevisi kenaikan UMP
2022 di Jakarta menjadi 5,1 persen. Dengan revisi yang terbaru ini maka dihasilkan angka upah
sebesar Rp4,6 juta.
Gubernur meminta agar semua pihak bersifat objektif terhadap kenaikan UMP 2022.
"Jadi saya ingin sampaikan ke semua cobalah objektif," ujarnya.
Dia mengingatkan, tahun 2020 pada masa sulit, saat ekonomi Jakarta masih terguncang pandemi
Covid-19, upah buruh masih bisa naik 3,3 persen.
Tahun ini, menurutnya ekonomi sudah bergerak, sehingga kalau upah buruh hanya naik 0,85
persen itu kurang pas.
"Ini akal sehat aja nih, kan common sense (kewajaran, red)," tuturnya.
234