Page 386 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 DESEMBER 2021
P. 386

Adapun sebelumnya, pada 21 November 2021 Anies mengumumkan kenaikan UMP tahun 2022
              sebesar Rp37.700 atau kurang dari 1 persen.
              Kemudian,  setelah  Balaikota  digeruduk  beberapa  kali  oleh  buruh  yang  tak  puas  dengan
              keputusan tersebut, lalu pada 19 Desember 2021, besaran kenaikan UMP diubah Anies menjadi
              5,1 persen atau senilai Rp225.66.

              "Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Anies menunjukkan, kajian terhadap kenaikan UMP
              sangat lemah. Keberpihakan Anies terhadap nasib buruh setengah hati," ujar Gembong saat
              dihubungi, Selasa (21/12/2021).

              Menurut Gembong lemahnya kajian kenaikan UMP DKI tak lepas dari peran Tim Gubernur untuk
              Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang kurang memberi masukan pada Anies.

              "Ini semua tidak terlepas dari peran TGUPP, yang jumlahnya sangat besar, namun masukan dan
              kajiannya lemah," cetusnya.

              Dengan  adanya  ancaman  dari  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  yang  akan  menyeret
              perubahan nilai kenaikan UMP ke PTUN, Anies dinilai gagal menjaga keseimbangan antara pihak
              pengusaha dan buruh.

              "Kalo itu betul terjadi, maka peran Pemprov menjaga keseimbangan antara kepentingan buruh
              dan pengusaha tidak maksimal," cetusnya.

              Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, kenaikan upah minimum
              provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2022 sebesar 5,1 persen didasari dari oleh rasa keadilan.












































                                                           385
   381   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391