Page 143 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 AGUSTUS 2020
P. 143

Said menyatakan, hingga kini belum ada upaya konkret pemerintah untuk mencegah PHK akibat
              pandemi  Covid-19.  Menurutnya,  justru  pemerintah  lebih  mementingkan  membahas  RUU
              Omnibus Law ketimbang persoalan PHK.

              "Sampai saat ini kami belum melihat apa strategi pemerintah dan DPR untuk menghindari PHK
              besar-besaran  akibat  Covid-19  dan  resesi  ekonomi.  Mereka  seolah-olah  tutup  mata  dengan
              adanya  ancaman  PHK  yang  sudah  di  depan  mata,  tetapi  yang  dilakukan  justru  mengebut
              pembahasan Omnibus Law," kata Said Iqbal dalam keterangan resminya, Senin (24/8).

              Said menambahkan, aksi para buruh besok akan digelar serentak di 20 provinsi. Tuntutan para
              buruh pun sama.

              "Beberapa provinsi yang akan melakukan aksi antara lain Jawa Barat di Gedung Sate Bandung,
              Banten  di  Serang,  Jawa  Tengah  di  Semarang,  Jawa  Timur  di  Gedung  Grahadi  Surabaya,"
              tuturnya.

              Dalam analisis KSPI, kata Said, Omnibus Law yang juga dikenal sebagai RUU Cipta Kerja hanya
              akan merugikan buruh. Jika kelak diberlakukan, Omnibus Law akan menghapus upah minimum.
              Omnibus Law justru memuat ketentuan tentang upah per jam. Besarannya pun di bawah upah
              minimum.

              Iqbal  menambahkan,  Omnibus  Law  juga  mengurangi  nilai  pesangon  dengan  menghilangkan
              uang penggantian hak dan mengurangi uang penghargaan masa kerja. Selain itu, Omnibus Law
              memungkinkan  penggunaan    outsorcing    dan  kontrak  seumur  hidup  untuk  semua  jenis
              pekerjaan.

              Iqbal  juga  menyoroti  Omnibus  Law yang  akan mempermudah  masuknya  tenaga  kerja  asing
              (TKA). Mantan calon anggota legislatif dari PKS itu menyebut Omnibus Law akan membuat TKA
              buruh kasar bisa bekerja di Indonesia tanpa izin tertulis menteri.

              "Bilamana DPR dan pemerintah tetap memaksa untuk mengesahkan RUU Cipta Kerja, bisa saya
              pastikan,  aksi-asi  buruh  dan  elemen  masyarakat  sipil  yang  lain  akan  semakin  membesar,"
              pungkas dia. (ast/jpnn).




































                                                           142
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148