Page 218 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 218

GUBERNUR KHOFIFAH ANTAR BURUH TEMUI MENKO POLHUKAM MAHFUD

              Perwakilan buruh dari Jawa Timur mendatangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik,
              Hukum,  dan  Keamanan  (Kemenko  Polhukam)  kemarin  (14/10).  Kepada  Menko  Polhukam
              Mohammad Mahfud MD, mereka menyampaikan protes terhadap Undang-Undang (UU) Cipta
              Kerja. Di antara poin-poin yang disampaikan kepada Mahfud, para buruh menyatakan keberatan
              atas aturan baru terkait ketenagakerjaan.

              Jazuli,  perwakilan  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Jawa  Timur,  menyampaikan
              bahwa UU Cipta Kerja sudah merampas hak dirinya dan kawan-kawannya.

              "Soal pesangon, misalnya, kesepakatan kami dengan perusahaan sudah jelas dan adil. Kenapa
              mesti diubah lagi dengan Undang-Undang (Cipta Kerja) itu," keluhnya.

              Ketua  DPD  SPSI  Jawa  Timur  Ahmad  Fauzi  turut  menyampaikan  kekhawatiran  para  buruh
              terhadap undang-undang yang baru saja disahkan itu. Informasi yang beredar, penentuan UMK
              tidak berpihak pada kaum buruh. Dia mengungkapkan, permasalahan buruh masih sering terjadi.
              Termasuk masalah outsourcing. Menurut dia, para buruh tidak ingin UU Cipta Kerja menambah
              masalah baru. "Kami berharap pemerintah mengakomodasi hak kelompok buruh," ucapnya.

              Dia menyebutkan, peraturan yang sudah baik tidak perlu diubah. Tidak pula harus gugur karena
              ada  UU  Cipta  Kerja.  Apalagi  jika  peraturan  tersebut  sudah  disepakati  perusahaan  dan  para
              pekerjanya. "Tidak boleh luntur karena adanya omnibus law (UU Cipta Kerja) itu," tambah dia.

              Khofifah Berencana Bentuk Tim Penelaah dan Sosialisasi UU Cipta Kerja Selain KSPI dan SPSI,
              ada  25  perwakilan  buruh  yang  datang  langsung  menemui  Menko  Polhukam  mewakili  rekan-
              rekannya  di  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI),  Serikat  Pekerja  Mandiri
              (SPM), Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI), Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia
              (KSBSI), dan perwakilan buruh Sidoarjo. Mereka datang bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah
              Indar Parawansa.
              Baik kritik maupun usulan dari para buruh, Mahfud menampung semuanya. Dia juga menjelaskan
              beberapa hal terkait UU Cipta Kerja.

              Menurut Mahfud, nanti usulan-usulan itu juga bisa disalurkan melalui peraturan teknis di bawah
              UU. Mulai kebijakan yang dikeluarkan presiden sampai kepala daerah. Termasuk di antaranya
              peraturan  pemerintah  (PP),  peraturan  kepala  daerah  (perkada),  sampai  peraturan  menteri
              (permen). "Juga tidak menutup kemungkinan mengubah UU (Cipta Kerja) melalui uji materi di
              Mahkamah Konstitusi," jelasnya.

              Terpisah, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal angkat suara soal
              ajakan pemerintah untuk duduk bersama menyusun aturan turunan dari RUU Ciptaker klaster
              ketenagakerjaan. Dia secara tegas menolak untuk ikut urun rembuk. Sikap itu juga diambil 31
              federasi serikat buruh lainnya.
              "Karena buruh menolak omnibus law UU Cipta Kerja, khususnya klaster ketenagakerjaan, maka
              dengan demikian 32 federasi konfederasi serikat buruh tidak akan terlibat," tegasnya.

              Sementara itu, pemerintah provinsi (pemprov) melakukan dua hal dalam menyikapi fenomena
              penolakan  UU  Cipta  Kerja.  Yakni,  mengajak  perwakilan  buruh  berdiskusi  dengan  Menko
              Polhukam Mahfud MD dan meminta ASN memahami aturan tersebut secara utuh. Pemahaman
              yang utuh bisa mengantisipasi munculnya hoaks di lapangan.

              Pernyataan  itu  disampaikan  Gubernur  Jawa  Timur  (Jatim)  Khofifah  Indar  Parawansa  setelah
              rapat virtual bersama Menko Polhukam dan seluruh kepala daerah di Indonesia. Dia menyatakan
              bahwa  salah  satu  yang  membahayakan  adalah  kesalahpahaman  dalam  memahami  aturan

                                                           217
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223