Page 328 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 328

UU CIPTAKER BUKA LAPANGAN KERJA LEWAT UMKM

              Anggota  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  RI,  Heri  Gunawan  memastikan,  strategi  penciptaan
              lapangan kerja melalui UU Cipta Kerja justru dengan memprioritaskan UMKM sebagai leading
              sector.

              Menurutnya, prioritas UMKM sebagai leading sector mengacu pada data bahwa kontribusinya
              terhadap  PDB  mencapai  60,3  persen.  Kontribusi  UMKM  yang  besar  terhadap  perekonomian
              belum diiringi dengan perhatian yang maksimal terhadap pengembangan UMKM.

              "Sejumlah  masalah  klasik  masih  menjadi  persoalan  yang  membelit  UMKM.  Persoalan  itu  di
              antaranya mengenai permodalan, perizinan, pemasaran, basis data, dan akses terhadap proyek-
              proyek Pemerintah," kata Heri, Kamis (15/10/2020).

              Diketahui, dalam UU Ciptaker bahwa pemberian kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan
              UMKM  diletakkan  pada  susunan  terdepan  bersama-sama  dengan  koperasi,  baru  kemudian
              disusul  dengan  peningkatan  ekosistem  investasi,  percepatan  proyek  strategis  nasional,  dan
              termasuk peningkatan perlindungan serta kesejahteraan pekerja.

              UU Ciptaker didesain untuk mengatasi sejumlah persoalan yang membelit UMKM selama ini. Ada
              bab  khusus  yang  menjabarkan  sejumlah  kemudahan  untuk  UMKM.  Bab  V,  misalnya,
              menjabarkan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan yang diberikan terhadap UMKM dan
              koperasi. Khusus untuk UMKM normanya membentang dari Pasal 87 hingga Pasal 104.

              "Jadi, di dalam Bab V ada 17 pasal sebagai karpet merah untuk UMKM. Selain itu sejumlah
              kemudahan lainnya juga terdapat pada pasal tentang Jaminan Produk Halal, Perseroan Terbatas,
              Ketenagakerjaan, dan lain-lain," jelasnya.

              Perhatian terhadap UMKM dimulai dengan mengubah Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang
              UMKM yang mengatur kriteria.

              Dalam  regulasi  lama  itu  kriteria  UMKM  hanya  memuat  kekayaan  bersih.  Oleh  UU  Ciptaker
              diperluas dengan dapat memuat modal usaha, omzet, indikator kekayaan bersih, hasil penjualan
              tahunan,  nilai  investasi,  insentif  dan  disinsentif,  penerapan  teknologi  ramah  lingkungan,
              kandungan lokal, dan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kriteria setiap sektor usaha.

              "Perluasan  kriteria  ini  diharapkan  makin  banyak  unit  usaha  yang  bisa  dikategorikan  sebagai
              UMKM. Perizinan UMKM juga dipermudah. Bisa dilakukan secara daring maupun luring dengan
              melampirkan KTP dan Surat Keterangan dari Rukun Tetangga (RT)," paparnya.

              "Pendaftaran secara daring akan diberi nomor induk berusaha melalui sistem Perizinan Berusaha
              secara  elektronik.  Nomor  induk  berusaha  merupakan  perizinan  tunggal  yang  berlaku  untuk
              semua kegiatan usaha," pungkas Kapoksi Gerindra di Baleg DPR ini.



















                                                           327
   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333