Page 330 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 330

SERIKAT BURUH TOLAK ATURAN TURUNAN UU CIPTAKER

              Draf UU Cipta Kerja (Ciptaker) akhirnya dikirimkan DPR RI ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
              pada Rabu (14/10) kemarin, lebih dari sepekan setelah disahkan. Serikat buruh menyatakan
              tetap tak menerima dan menolak aturan turunan yang bakal dibuat untuk melangkapi Ciptaker.

              "Karena buruh menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja khususnya klaster ketenagakerjaan, maka
              dengan demikian 32 federasi konfederasi serikat buruh termasuk KSPI tidak akan terlibat dalam
              pembahasan  aturan  turunan  UU  Cipta  Kerja,"  kata  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja
              Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (15/10) pagi.

              Said Iqbal meyakini, pemerintah bakal hanya menjadikan buruh 'stempel'. Ia yakin pemerintah
              tak akan benar-benar menampung aspirasi Serikat buruh sebagaimana penyusunan RUU Cipta
              Kerja.  Padahal,  kata  Said,  saat  itu  buruh  sempat  mengirimkan  draf  RUU  Ciptaker  harapan
              mereka, tapi tak disenggol DPR.

              Said  Iqbal  pun  yakin  pemerintah  bakal  mengebut  dalam  membuat  aturan  turunan  Ciptaker.
              "Kalau  pemerintah  kejar  tayang  lagi  dalam  membuat  aturan  turunannya  dan  dugaan  serikat
              buruh hanya sebagai stempel atau alat legitimasi saja, mungkin saja cepat selesai," ujarnya.

              Ia pun mengingatkan, aksi penolakan Omnibus Law oleh buruh akan semakin membesar dan
              bergelombang. Sebagaimana diketahui, Sekjen DPR RI Indra Iskandar mengantar draf RUU Cipta
              Kerja ke Istana setelah draf itu mengalami bebeapa kali perubahan halaman pasca pengesahan
              pada Senin (5/10) lalu.

              Ketua  DPR  RI  Puan  Maharani  mendorong  pemerintah  menggandeng  masyarakat,  terutama
              kelompok buruh, dalam membahas aturan turunan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
              "Kami  mendorong  pemerintah  untuk  menggandeng  berbagai  kelompok  pekerja  agar  terlibat
              dalam pembahasan aturan turunan Undang-Undang Cipta Kerja. Keterlibatan pekerja dibutuhkan
              untuk memperinci UU Cipta Kerja," kata Puan, Kamis (8/10) lalu.
              Puan mengklaim, DPR RI akan mengawal untuk memastikan bahwa aturan turunan UU Cipta
              Kerja memberikan manfaat yang adil bagi semua pihak. Aturan turunan yang harus dibahas
              bersama  buruh  di  antaranya  adalah  tentang  pengupahan,  tentang  Jaminan  Kehilangan
              Pekerjaan, tentang pekerja asing, serta tentang hubungan kerja dan waktu kerja. "DPR RI akan
              mengawal untuk memastikan aturan turunan UU Cipta Kerja memberikan manfaat yang adil bagi
              semua," klaim Puan.




























                                                           329
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335