Page 83 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 83

Ringkasan

              DPRD  Jatim,  Gelombang  Unjuk  Rasa  penolakan  Omnibus  Law  di  DPRD  Jawa  Timur  belum
              berhenti. Penolakan UU Cipta Kerja kali ini datang dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia
              (GMBI)  Jawa  Timur,  Kamis  (15/10)  kemarin.  Mereka  menyorot  sejumlah  pasal  yang
              memberatkan kalangan bawah, khususnya kluster tenaga kerja. GMBI berpendapat, seharusnya
              para partai dapat membuka nurani untuk ikut menolak UU tersebut.



              DPRD JATIM MASIH TERIMA GELOMBANG PENOLAKAN OMNIBUS LAW

              DPRD  Jatim,  Gelombang  Unjuk  Rasa  penolakan  Omnibus  Law  di  DPRD  Jawa  Timur  belum
              berhenti. Penolakan UU Cipta Kerja kali ini datang dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia
              (GMBI) Jawa Timur, Kamis (15/10) kemarin.
              Mereka menyorot sejumlah pasal yang memberatkan kalangan bawah, khususnya kluster tenaga
              kerja. GMBI berpendapat, seharusnya para partai dapat membuka nurani untuk ikut menolak UU
              tersebut.

              Seperti halnya yang dilakukan Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi PKS. Kehadiran mereka pun
              diterima oleh Perwakilan Fraksi Demokrat Hartoyo dan Fraksi Keadilan Bintang Nurani (KBN),
              Lilik Hendarwati serta Mathur Husyairi.

              "Kami terharu, masih ada Fraksi di DPR yang menolak. Ini sebuah anugrah, memiliki rekan untuk
              memperjuangkan ini," kata Ketua Wilayah Teritorial (Wilter) GMBI Jatim, Sugeng di hadapan
              para Anggota dewan.

              "Ini membuktikan bahwa Gusti Allah mboten sare (Allah tidak tidur). Di saat semua (Fraksi)
              tertidur  lelap,  Allah  masih  membangun  nurani  beberapa  Partai  untuk  bersama  kami,"  kata
              Sugeng melanjutkan.

              Sugeng melanjutkan, sudah sepatutnya para partai menolak UU yang kini menimbulkan polemik
              tersebut.  "Produk  hukum  ini  dibuat  secara  kejar  tayang  demi  mementingkan  para  kapitalis,"
              katanya.

              "Kami  sebagai  perwakilan  kaum  buruh,  nelayan,  dan  masyarakat  bawah  lainnya  menerima
              banyak keluhan. Draf UIU ini tidak manusiawi, kami menerima dampaknya secara langsung,"
              katanya.

              Tak hanya klaster ketenagakerjaan, pihaknya juga menyorot aspek lain. Seperti halnya, profesi
              paranormal tercantum sebagai salah satu pilihan dalam jasa pelayanan kesehatan medis.

              Kemudian,  juga  soal  lingkungan.  Misalnya,  diperbolehkannya  pembukaan  lahan  dengan  cara
              dibakar.  "Apapun  yang  terjadi  kami  berharap  Fraksi  Demokrat  bersama  PKS  harus  setia
              mengawal kehendak masyarakat," katanya.
              Di  sisi  lain,  Anggota  DPRD  Jatim,  Hartoyo  pun  menerima  aspirasi  tersebut.  Selaras  dengan
              keinginan GMBI Jatim, politisi Demokrat tegas menolak UU tersebut.

              "Kami mengira demo sudah selesai, dua tiga hari saja. Ternyata, gelombang penolakan masih
              terus berdatangan, dan ini sudah ketiga kalinya kami menerima massa yang ada di DPRD Jatim,"
              kata Hartoyo.

              "Besarnya penolakan ini menjadi atensi dan perjuangan kami. Jangan khawatir, kami akan selalu
              hadir bersama rakyat," katanya.


                                                           82
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88