Page 105 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 105

Ketenagakerjaan, untuk melakukan investigasi terhadap penerapan protokol kesehatan oleh PMI
              dan 14 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang di suspend.


              KEPALA BP2MI KECEWA ATAS KEBIJAKAN PEMERINTAH TAIWAN

              Menanggapi kebijakan pemerintah Taiwan memperpanjang larangan Pekerja Migran Indonesia
              (PMI)  masuk  ke  negaranya  untuk  jangka  waktu  yang  tidak  ditentukan,  Kepala  Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyatakan kekecewaannya
              atas keputusan pemerintah Taiwan tersebut.

              "Kami merasa kecewa atas kebijakan pemerintah Taiwan, terlebih lagi keputusan tersebut dibuat
              tanpa menunggu hasil investigasi dari pemerintah Indonesia," ujar Benny saat ditemui di kantor
              BP2MI, Kamis (17/12).
              Seperti diketahui, pemerintah Taiwan melakukan penghentian sementara bagi penempatan PMI
              selama  14  hari  mulai  tanggal  4-17  Desember  2020,  karena  ditemukannya  85  PMI  yang
              terkonfirmasi positif saat berada di Taiwan. Untuk itu, BP2MI membentuk tim supervisi yang
              melibatkan  Kementerian  Kesehatan  dan  Kementerian  Ketenagakerjaan,  untuk  melakukan
              investigasi terhadap penerapan protokol kesehatan oleh PMI dan 14 Perusahaan Penempatan
              Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang di suspend.

              "Pemerintah Indonesia sangat menyesal dengan adanya 85 kasus PMI yang positif COVID-19 di
              Taiwan yang diduga ditempatkan oleh 14 P3MI. Hal ini dapat mencerminkan adanya asumsi
              bahwa masih terdapatnya kekurangan atau tidak diimplementasikannya protokol kesehatan oleh
              pelaksana penempatan PMI. Maka dari itu, Pemerintah Indonesia mengambil tindakan untuk
              melakukan supervisi pelaksanaan protokol kesehatan di Balai Latihan Kerja atau asrama milik 14
              P3MI," jelas Benny.

              Dari investigasi tersebut, lanjut Benny dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat 12 P3MI yang telah
              melakukan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah. Sedangkan 2 P3MI lainnya
              masih belum melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan.

              "12 P3MI telah melakukan protokol kesehatan, sedangkan 2 P3MI lainnya yaitu PT. Vita Melati
              Indonesia dan PT. Sentosa Karya Aditama masih direkomendasikan untuk dilakukan penghentian
              sementara  sampai  dengan  kedua  P3MI  tersebut  melaksanakan  protokol  kesehatan  yang
              dianjurkan," terang Benny.

              Benny menambahkan, upaya investigasi ini dilakukan karena pemerintah Indonesia serius dalam
              menangani Covid-19, dan keselamatan PMI adalah hukum tertinggi. "Jika memang P3MI terbukti
              melanggar protokol kesehatan dan tidak melakukan tes PCR kepada PMI sebelum berangkat ke
              negara  penempatan,  BP2MI  tentu  akan  merekomendasikan  kepada  Kementerian
              Ketenagakerjaan RI untuk mencabut izinnya. Untuk itu kami berharap pemerintah Taiwan dapat
              mempertimbangkan hasil investigasi dari pemerintah Indonesia" jelasnya.
















                                                           104
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110