Page 109 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 109

KEPALA BP2MI KECEWA KEPUTUSAN TAIWAN PERPANJANG LARANGAN
              PENEMPATAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA
              Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami, JAKARTA - Pemerintah Taiwan kembali
              memperpanjang larangan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sampai batas waktu yang
              tidak ditentukan. Hal tersebut diumumkan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
              (BP2MI) Benny Rhamdani.

              Menanggapi  hal  tersebut  Benny  Rhamdani  menyatakan  kekecewaannya  atas  keputusan
              pemerintah  Taiwan.  "Kami  merasa  kecewa  atas  kebijakan  pemerintah  Taiwan,  terlebih  lagi
              keputusan tersebut dibuat tanpa menunggu hasil investigasi dari pemerintah Indonesia," ujar
              Benny dalam keterangannya, Jumat (17/12/2020).

              Seperti diketahui, pemerintah Taiwan melakukan penghentian sementara bagi penempatan PMI
              selama  14  hari  mulai  tanggal  4-17  Desember  2020,  karena  ditemukannya  85  PMI  yang
              terkonfirmasi positif saat berada di Taiwan .
              Untuk  itu,  BP2MI  membentuk  tim  supervisi  yang  melibatkan  Kementerian  Kesehatan  dan
              Kementerian  Ketenagakerjaan,  untuk  melakukan  investigasi  terhadap  penerapan  protokol
              kesehatan oleh PMI dan 14 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang di
              suspend.
              "Pemerintah Indonesia sangat menyesal dengan adanya 85 kasus PMI yang positif Covid-19 di
              Taiwan yang diduga ditempatkan oleh 14 P3MI," kata Benny.

              "Maka  dari  itu,  Pemerintah  Indonesia  mengambil  tindakan  untuk  melakukan  supervisi
              pelaksanaan protokol kesehatan di Balai Latihan Kerja atau asrama milik 14 P3MI," jelas Benny.

              Temuan  85  Pekerja  Migran  Indonesia  yang  terkonfirmasi  Covid-19  di  Taiwan  mencerminkan
              adanya asumsi bahwa masih terdapatnya kekurangan atau tidak diimplementasikannya protokol
              kesehatan dalam pelaksana penempatan Pekerja Migran Indonesia.

              Karena itu, pihaknya pun segera melakukan investigasi.

              Dari investigasi tersebut, lanjut Benny dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat 12 P3MI yang telah
              melakukan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah.

              Sedangkan 2 P3MI lainnya masih belum melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan.

              "12 P3MI telah melakukan protokol kesehatan, sedangkan 2 P3MI lainnya yaitu PT. Vita Melati
              Indonesia dan PT. Sentosa Karya Aditama masih direkomendasikan untuk dilakukan penghentian
              sementara  sampai  dengan  kedua  P3MI  tersebut  melaksanakan  protokol  kesehatan  yang
              dianjurkan," kata Benny.

              Benny menambahkan, upaya investigasi ini dilakukan karena pemerintah Indonesia serius dalam
              menangani Covid-19, dan keselamatan PMI adalah hukum tertinggi.
              Jika  P3MI  terbukti  melanggar  protokol  kesehatan  dan  tidak  melakukan  tes  PCR  kepada  PMI
              sebelum  berangkat  ke  negara  penempatan,  BP2MI  akan  merekomendasikan  kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mencabut izinnya.

              "Untuk itu kami berharap pemerintah Taiwan dapat mempertimbangkan hasil investigasi dari
              pemerintah Indonesia," ujarnya.






                                                           108
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114