Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 107

PERPANJANG LARANGAN PENEMPATAN PMI, KEPALA BP2MI KECEWA ATAS
              KEBIJAKAN PEMERINTAH TAIWAN
              Jakarta,  Menanggapi kebijakan  pemerintah  Taiwan  memperpanjang  larangan  Pekerja  Migran
              Indonesia (PMI) masuk ke negaranya untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, Kepala Badan
              Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyatakan kekecewaannya
              atas keputusan pemerintah Taiwan tersebut.

              "Kami merasa kecewa atas kebijakan pemerintah Taiwan, terlebih lagi keputusan tersebut dibuat
              tanpa menunggu hasil investigasi dari pemerintah Indonesia," ujar Benny saat ditemui di kantor
              BP2MI, Kamis (17/12/2020).

              Seperti diketahui, pemerintah Taiwan melakukan penghentian sementara bagi penempatan PMI
              selama  14  hari  mulai  tanggal  4-17  Desember  2020,  karena  ditemukannya  85  PMI  yang
              terkonfirmasi positif saat berada di Taiwan.

              Untuk  itu,  BP2MI  membentuk  tim  supervisi  yang  melibatkan  Kementerian  Kesehatan  dan
              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker),  untuk  melakukan  investigasi  terhadap  penerapan
              protokol kesehatan oleh PMI dan 14 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI)
              yang di- suspend .

              "Pemerintah Indonesia sangat menyesal dengan adanya 85 kasus PMI yang positif Covid-19 di
              Taiwan yang diduga ditempatkan oleh 14 P3MI. Hal ini dapat mencerminkan adanya asumsi
              bahwa masih terdapatnya kekurangan atau tidak diimplementasikannya protokol kesehatan oleh
              pelaksana penempatan PMI. Maka dari itu, pemerintah Indonesia mengambil tindakan untuk
              melakukan supervisi pelaksanaan protokol kesehatan di Balai Latihan Kerja atau asrama milik 14
              P3MI," jelas Benny.

              Dari investigasi tersebut, lanjut Benny dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat 12 P3MI yang telah
              melakukan protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah. Sedangkan 2 P3MI lainnya
              masih belum melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan.

              "12 P3MI telah melakukan protokol kesehatan, sedangkan 2 P3MI lainnya yaitu PT Vita Melati
              Indonesia dan PT Sentosa Karya Aditama masih direkomendasikan untuk dilakukan penghentian
              sementara  sampai  dengan  kedua  P3MI  tersebut  melaksanakan  protokol  kesehatan  yang
              dianjurkan," terang Benny.

              Benny menambahkan, upaya investigasi ini dilakukan karena pemerintah Indonesia serius dalam
              menangani Covid-19, dan keselamatan PMI adalah hukum tertinggi.

              "Jika memang P3MI terbukti melanggar protokol kesehatan dan tidak melakukan tes PCR kepada
              PMI sebelum berangkat ke negara penempatan, BP2MI tentu akan merekomendasikan kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk mencabut izinnya. Untuk itu kami berharap
              pemerintah  Taiwan  dapat  mempertimbangkan  hasil  investigasi  dari  pemerintah  Indonesia",
              pintanya.

              Sumber:BeritaSatu.com.













                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112