Page 165 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 165

RATUSAN PENGUSAHA JATIM SIAP AJUKAN PENANGGUHAN UMK 2021

              SURABAYA -- Ratusan perusahaan di wilayah setempat yang bersiap mengajukan penangguhan
              pembayaran upah sesuai Upah Minumum Kabupaten/ Kota (UMK) 2021. Ratusan perusahaan
              tersebut tengah menyiapkan persyaratan.

              Wakil  Ketua  Bidang  Organisasi  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Jatim  Johnson
              Simanjuntak menyebutkan, ratusan perusahaan tersebut menyusul 14 perusahaan yang lebih
              dulu mengajukan penangguhan pembayaran UMK ke Disnakertrans Jatim.

              "Saya  dapat  laporan,  banyak  yang  menyiapkan  persyaratan  (penangguhan)  dan  segera
              mengirim ke Pemprov. Jadi 14 itu info awal saja," ujar Johnson dikonfirmasi Kamis (17/12).

              Johnson tidak menyebutkan jumlah persis perusahaan yang akan mengajukan penangguhan
              pembayaran UMK 2021. Namun dia memperkirakan ada ratusan perusahaan. Johnson yang juga
              menjabat wakil Ketua Dewan Pengupahan Jawa Timur mengatakan, sejumlah perusahaan di
              Jatim saat ini juga bersiap merelokasi tempat usahanya.

              "Memang relokasi itu harus betul-betul penuh perhitungan. Sekali lagi saya tidak mau sebutkan,
              tapi sudah ada yang pindah ke Jawa Tengah," ungkap dia.

              Johnson  menegaskan,  Apindo  Jatim  tidak  berhak  melarang  pengusaha  merelokasi  tempat
              usahanya  ke  luar  Jatim.  Hal  itu  merupakan  hak  masing-masing  perusahaan.  Ketika  mereka
              merasa  keberatan  dengan  besaran  UMK  yang  ditetapkan,  menurutnya  salah  satu  solusinya
              adalah merelokasi ke daerah yang lebih terjangkau.

              "Sebenarnya begini, beberapa tahun terakhir ini, pengusaha hanya butuh kepastian hukum saja
              sih. Nah, kita (Jatim) ini dalam sistem penetapan upah, sudah tidak lagi sesuai dengan aturan,"
              ujarnya.
              Sebagai bagian dari Apindo, Johnson mengungkapkan, kepastian hukum bagi pengusaha di Jatim
              telah menjadi masalah sejak dulu dan memengaruhi pola pikir pengusaha. Ketika Gubernur Jatim
              Khofifah  Indar  Parawansa  menetapkan  upah  itu  tidak  naik,  sesuai  SE  Menaker,  pola  pikir
              pengusaha bisa berbeda.

              Ia menjelaskan, pengusaha di Jawa Timur memandang konsistensi dan ketegasan Gubernur
              Jatim dalam melaksanakan aturan di pusat. Baik udang-undang, peraturan menteri, maupun
              surat edaran.
              "Nah,  tetapi  kalau  tahun  ini  sudah  bergeser  (kebijakan  Gubernur),  maka  kekhawatiran
              pengusaha, tahun depan pun akan bergeser. Jadi kepastian hukum sangat penting sekali," kata
              dia.





















                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170