Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 20

Ringkasan

              Ketua  Umum  Perhimpunan  Insan  Perunggasan  Rakyat  (Pinsar)  Singgih  Januratmoko
              mengatakan, sejak kwartal keempat 2018 hingga Oktober 2020, para peternak menjerit karena
              terus menerus mengalami kerugian besar. Padahal, menurutnya, industri perunggasan nasional
              melibatkan 13 juta tenaga kerja, dengan perputaran uang sebesar Rp 600 triliun per tahun.



              PETERNAK UNGGAS MENJERIT, 13 JUTA TENAGA KERJA TERANCAM NGANGGUR
              Ketua  Umum  Perhimpunan  Insan  Perunggasan  Rakyat  (Pinsar)  Singgih  Januratmoko
              mengatakan, sejak kwartal keempat 2018 hingga Oktober 2020, para peternak menjerit karena
              terus menerus mengalami kerugian besar. Padahal, menurutnya, industri perunggasan nasional
              melibatkan 13 juta tenaga kerja, dengan perputaran uang sebesar Rp 600 triliun per tahun.
              "Penyebabnya karena impor berlebih, dan rekor harga terburuk terjadi pada maret 2020 akibat
              over  suplay  dan  covid  Covid-19,"  ujar  Singgih,  yang  juga  anggota  Komisi  VI  DPR  RI  dalam
              webinar "Mengembalikan Kejayaan Perunggasan Nasional". Acara tersebut terselenggara atas
              kerja sama Kementerian Pertanian dan Harian Kompas.

              Menurut  Singgih,  suplai  yang  berlebih  di  pasar,  mengakibatkan  harga  ayam  peternak  lebih
              rendah dari Harga Pokok Penjualan (HPP) dan harga referensi dari Kementerian Perdagangan
              antara Rp19.000 hingga Rp 21.000.
              "Akibat rendahnya harga pasar di bawah HPP, banyak peternak yang mengambil kredit usaha
              mengalami kemacetan," imbuh Singgih.

              Peternak juga merasakan naiknya harga pakan, yang disebabkan kenaikan harga bahan baku
              pakan  ternak  (SBM).  Kemudian  diikuti  dengan  menurunnya  permintaan  dari  industri  hotel,
              restoran, dan kafe (Horeka) akibat pandemi Covid-19.

              Ancaman berikutnya yang bakal terjadi pada 2021 adalah terganggunya supply dan demand. Hal
              tersebut  terjadi  karena  jumlah  Grand  Parent  Stock  (GPS),  yang  diimpor  pada  tahun  2019
              sebanyak 735.500 ekor.

              "Bandingkan dengan impor GPS pada tahun 2018, yang mencapai 743.827 ekor. Artinya terdapat
              kekurangan indukan," ujar Singgih.

              Namun Singgih menggarisbawahi, kebijakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH),
              Kementerian Pertanian, membuat harga ayam potong di pasar pada November 2020 membaik,
              "Kami menyarankan agar Ditjen PKH membuat surat edaran lagi sampai april untuk menjaga
              agar para peternak dan industri mengurangi suplai, sehingga harga ayam potong di pasaran
              terjaga," pungkas Singgih.

              Lebih lanjut Singgih juga mengingatkan, pemerintah harusnya tanggap karena saat ini terdapat
              15 juta orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam industri perunggasan. Karena
              itu, harga unggas di atas HPP harus tetap dijaga, agar terjangkau oleh masyarakat dan peternak
              mendapatkan untung.

              "Jika itu dilakukan makam tak akan ada PHK atau merumahkan karyawan karena iklim usaha
              kondusif," ujarnya.

              Bahkan,  Singgih  memperkirakan  bila  perunggasan  tak  mendapat  perhatian  pemerintah  dan
              semua pihak, kebangkrutan peternak unggas bisa memicu masalah besar. Misalnya urbanisasi
              yang meningkat ke perkotaan yang memicu kerawaan sosial.


                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25