Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN18 DESEMBER 2020
P. 89

BP2MI KECEWA TAIWAN PERPANJANG PENGHENTIAN KEDATANGAN PEKERJA
              MIGRAN INDONESIA
              JAKARTA, - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ) kecewas atas keputusan
              Taiwan yang memperpanjang penghentian kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI).

              Penghentian penerimaan PMI ini disebabkan karena adanya 85 PMI yang terkonfirmasi postif
              Covid-19 di Taiwan beberapa waktu lalu.

              "Kami merasa kecewa atas kebijakan pemerintah Taiwan, terlebih lagi keputusan tersebut dibuat
              tanpa  menunggu  hasil  investigasi  dari  pemerintah  Indonesia,"  ujar  Kepala  BP2MI  Benny
              Rhamdani dalam keterangan tertulis, Kamis (17/12/2020).

              Mengenai  adanya  PMI  yang  terkonfirmasi  positif  Covid-19,  BP2MI  sudah  membentuk  tim
              supervisi yang melibatkan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ketenagakerjaan.
              Tim supervisi ini mempunyai tugas untuk melakukan investigasi penerapan protokol kesehatan
              terhadap  PMI  dan  14  Perusahaan  Penempatan  Pekerja  Migran  Indonesia  (P3MI)  yang
              ditangguhkan.

              Investigasi itu menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat 12 P3MI yang telah melakukan protokol
              kesehatan sebagaimana yang telah dianjurkan pemerintah.

              Sedangkan  2  P3MI  lainnya  masih  belum  melakukan  protokol  kesehatan  yang  dianjurkan.
              Keduanya adalah PT Vita Melati Indonesia dan PT Sentosa Karya Aditama.

              Kedua perusahaan ini masih direkomendasikan untuk dilakukan penghentian sementara sampai
              benar-benar bisa melaksanakan protokol kesehatan yang dianjurkan.

              Benny mengatakan, upaya investigasi ini dilakukan karena pemerintah Indonesia serius dalam
              menangani Covid-19, dan keselamatan PMI adalah hukum tertinggi.

              "Jika memang P3MI terbukti melanggar protokol kesehatan dan tidak melakukan tes PCR kepada
              PMI sebelum berangkat ke negara penempatan, BP2MI tentu akan merekomendasikan kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mencabut izinnya," kata Benny.

              "Untuk itu, kami berharap pemerintah Taiwan dapat mempertimbangkan hasil investigasi dari
              pemerintah Indonesia," sambung Benny.

              Benny menambahkan, bahwa Pemerintah Indonesia sangat menyesal dengan adanya kasus 85
              PMI yang positif Covid-19 di Taiwan, yang diduga ditempatkan oleh 14 P3MI.

              Hal ini dapat mencerminkan adanya asumsi bahwa masih terdapatnya kekurangan atau tidak
              diimplementasikannya protokol kesehatan oleh pelaksana penempatan PMI.

              "Maka  dari  itu,  Pemerintah  Indonesia  mengambil  tindakan  untuk  melakukan  supervisi
              pelaksanaan protokol kesehatan di Balai Latihan Kerja atau asrama milik 14 P3MI," imbuh Benny.

              Seperti diketahui, pemerintah Taiwan melakukan penghentian sementara bagi penempatan PMI
              selama 14 hari.

              Penghentian  itu  dilakukan  sejak  4-17  Desember  2020,  karena  ditemukannya  85  PMI  yang
              terkonfirmasi positif saat berada di Taiwan.
              Namun  setelah  penghentian  pertama  berakhir,  otoritas  Taiwan  kini  kembali  memperpanjang
              dengan jangka waktu yang tidak ditentukan.


                                                           88
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94