Page 108 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 108

Kondisi tersebut terjadi lantaran wabah virus Corona mengganggu keberlangsungan dunia usaha
              sehingga  mau  tidak  mau  ditempuh  langkah  pemutusan  hubungan  kerja  serta  merumahkan
              karyawan.

              Data pun terus menunjukkan peningkatan jumlah pekerja yang terkena PHK. Angka  terakhir
              yang diungkap Ida ada 2,56 juta orang yang jadi pengangguran akibat COVID-19.

              Tak cukup sampai di situ, setidaknya berdasarkan data yang dipaparkan Menaker ada 29,12 juta
              penduduk usia kerja terdampak pandemi. Rinciannya, yaitu penambahan pengangguran karena
              COVID-19 sebesar 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena COVID-19 sebesar 0,76 juta
              orang, sementara tidak bekerja karena COVID-19 sebesar 1,77 juta orang, dan yang bekerja
              dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.

              2.  Profesi  Terbanyak  Kena  PHK  Berdasarkan  survei  Kemnaker  yang  dipaparkan  Kepala
              Barenbang Bambang Satrio Lelono dalam webinar bertajuk Analisis Dampak Pandemi COVID-19
              terhadap Perluasan Kesempatan Kerja, pekerja yang paling banyak terkena PHK adalah agen
              atau perantara penjualan dan pembeliannya sebanyak 10,1%.

              Lalu  disusul  profesi  pengemudi  mobil,  van,  dan  sepeda  motor  sebanyak  7,3%,  buruh
              pertambangan dan konstruksi sebanyak 6,7%, tenaga perkantoran umum 6,7%, dan teknisi ilmu
              kimia dan fisika 5,6%, Selanjutnya ada tenaga kebersihan dan juru bantu rumah tangga, hotel,
              dan kantor sebanyak 5,1%, pekerjaan penjualan lainnya 4,5%, tenaga pengawas gedung dan
              kerumahtanggaan 4,5%, pekerja kasar lainnya 3,9%, dan buruh industri pengolahan 3,9%.

              Survei yang dilakukan oleh Barenbang ini mengikutsertakan sebanyak 1.105 perusahaan dari 17
              sektor  ekonomi. Metode  survei  yang  digunakan  adalah  pengambilan  data  secara  daring  dan
              telepon serta metode sampling dengan probability MoE 3,01%. Ditambah basis data Wajib Lapor
              Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP). Survei ini dilaksanakan sepanjang bulan Agustus 2020
              lalu.

              Dari survei tersebut pula diketahui bahwa ada 41,18% dari total 1.105 perusahaan yang merasa
              belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

              "Selama  pandemi  COVID-19,  pemerintah  sudah  mengeluarkan  berbagai  kebijakan  baik  bagi
              pekerja maupun perusahaan. Tetapi dari hasil survei ditemukan, masih ada 4 perusahaan dari
              10  perusahaan  (41,18%)  yang  belum  merasakan  kebijakan  yang  telah  dilaksanakan  oleh
              pemerintah," ujar Selasa 24 November 2020.

              Perusahaan lainnya mengaku sudah merasakan sebagian bantuan yang dikeluarkan pemerintah.
              Namun, tak semua jenis bantuan diterima perusahaan tersebut.

              Sebanyak 19,55% perusahaan masih ada yang belum menerima insentif fiskal saja, untuk itu
              mereka mengharapkan insentif fiskal seperti pengurangan perpajakan terutama untuk kegiatan
              pendidikan dan pelatihan. Lalu 18,55% perusahaan meminta fasilitas pemberian jaminan sosial
              ketenagakerjaan maupun bentuk lainnya, 14,3% mengaku belum tau butuh bantuan kebijakan
              apa  dari  pemerintah,  3,62%  berharap  diberi  pelatihan  kepada  tenaga  kerjanya  sesuai
              keterampilan yang dibutuhkan perusahaan, dan 2,81% perusahaan berharap diberi informasi
              dalam bidang pasar kerja dan sejenisnya.

              "Dari hasil survei ditemukan juga, lebih dari 50% perusahaan berharap kebijakan jaminan sosial
              ketenagakerjaan tetap menjadi prioritas di masa pandemi. Hal ini tentunya akibat penurunan
              kinerja keuangan perusahaan," tambahnya.





                                                           107
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113