Page 120 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 120

KETENAGAKERJAAN 2020: DAMPAK PANDEMI, BSU DAN UU CIPTA KERJA

              Jakarta - Dalam pelantikannya sebagai Menteri Ketenagakerjaan di Kabinet Indonesia Maju pada
              23 Oktober 2019, Ida Fauziyah menekankan bahwa sesuai visi dan misi Presiden Joko Widodo,
              kementeriannya akan fokus mendorong penciptaan dan perluasan lapangan pekerjaan.

              Prospek  tampak  cerah  saat  itu  dengan  munculnya  tren  positif  ketika  tingkat  pengangguran
              terbuka turun sampai 4,9 persen pada Februari 2020 dibandingkan 5,01 persen di periode yang
              sama pada 2019, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

              Namun,  munculnya  kasus  COVID-19  pertama  di  Indonesia  pada  pertengahan  Maret  2020
              mengubah  warna  di  sektor  ketenagakerjaan  sepanjang  2020,  mengakibatkan  rangkaian
              peristiwa yang berdampak pada pekerja dan dunia usaha.

              Semuanya  dimulai  dengan  pemberlakuan  pembatasan  sosial  berskala  besar  (PSBB)  di  DKI
              Jakarta,  yang  merupakan  pusat  ekonomi  Indonesia,  dan  penutupan  beberapa  daerah  yang
              menyusul setelahnya.

              Tidak lama kemudian, hampir di seluruh Indonesia mulai memberlakukan pembatasan kegiatan
              masyarakat dengan maksud menekan angka penularan.

              Salah satu yang terjadi adalah di mana kantor sempat tidak beroperasi sama sekali dan para
              pekerja harus mulai bekerja dari rumah. Semua transportasi dibatasi secara ketat baik jumlah
              pengguna maupun jam operasionalnya.
              Pertengahan  tahun,  pemerintah  kemudian  mulai  melonggarkan  pembatasan  dengan
              memberlakukan kuota pekerja yang dapat hadir di kantor dan penambahan jam transportasi,
              meski jumlah pengguna tetap dibatasi.

              Namun pandemi yang memburuk dengan angka konfirmasi yang terus bertambah, mencapai
              lebih  dari  600.000  kasus  terkonfirmasi  jelang  akhir  Desember  2020,  membuat  kondisi
              ketenagakerjaan Indonesia semakin terdampak.

              Menurut data BPS yang dirilis pada November 2020 terdapat 29,12 juta orang penduduk usia
              kerja yang terdampak COVID-19.

              Rinciannya  adalah  pengangguran  karena  COVID-19  sebanyak  2,56  juta  orang  dan  bukan
              angkatan kerja (BAK) karena COVID-19 sebanyak 760 ribu orang. Jumlah yang tidak bekerja
              karena  COVID-19  sebanyak  1,77  juta  orang  dan  penduduk  bekerja  yang  mengalami
              pengurangan jam kerja karena COVID-19 sebanyak 24,03 juta orang.

              Selain itu, tingkat pengangguran terbuka juga mencapai 7,07 persen.

              Berbagai hal sudah dilakukan oleh pemerintah untuk membantu dunia usaha dan pekerja secara
              khususnya, salah satunya adalah dengan Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang diberikan kepada
              pekerja  formal  yang  memiliki  penghasilan  di  bawah  Rp5  juta  dan  merupakan  anggota  BPJS
              Ketenagakerjaan.

              Bantuan itu ditargetkan untuk diterima 12,4 juta pekerja yang akan mendapatkan BSU sebesar
              Rp2,4  juta,  yang  dicairkan  dalam  dua  periode  September-Oktober  2020  dan  November-
              Desember 2020. Untuk program tersebut, pemerintah menganggarkan sebesar Rp29,85 triliun.
              Sampai  dengan  16  Desember  2020,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  mengatakan
              target penyaluran telah mencapai 93,94 persen dan akan mengejar pencairan ke semua pekerja
              hingga akhir Desember 2020.



                                                           119
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125