Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 18

Ringkasan

              Dampak sosial ekonomi akibat Covid-19 serta tingginya upah minimum kabupaten dan kota,
              membuat ratusan perusahaan tekstil di Jawa Barat terancam ditutup sehingga mengakibatkan
              terjadinya  PHK  massal.  Namun,  bagi  para  buruh,  ancaman  PHK  massal  hanya  alasan  untuk
              memuluskan  keinginan  menolak  dan  membatalkan  kenaikan  upah  minimum  kabupaten/kota
              (UMK) 2021.

              Juru  Bicara  Perkumpulan  Pengusaha  Produk  Tekstil  Jawa  Barat  (PPPTJB)  Sariat  Arifia
              mengatakan, pengusaha mengapresiasi pemerintah dalam menetapkan UU Cipta Kerja.

              Pekerja mengerjakan proses pembuatan kain sarung di salah satu pabrik pemintalan kain di
              Majalaya,  Kabupaten  Bandung,  Kamis  (17/9/2020).  Pengusaha  produk  tekstil  Jawa  Barat
              terancam  gulung  tikar  dan  pekerja  terancam  PHK  karena  penetapan  pengupahan  di  luar
              kemampuan dan kepantasan.



              PULUHAN RIBU BURUH TERANCAM PHK

              Dampak sosial ekonomi akibat Covid-19 serta tingginya upah minimum kabupaten dan kota,
              membuat ratusan perusahaan tekstil di Jawa Barat terancam ditutup sehingga mengakibatkan
              terjadinya  PHK  massal.  Namun,  bagi  para  buruh,  ancaman  PHK  massal  hanya  alasan  untuk
              memuluskan  keinginan  menolak  dan  membatalkan  kenaikan  upah  minimum  kabupaten/kota
              (UMK) 2021.

              Juru  Bicara  Perkumpulan  Pengusaha  Produk  Tekstil  Jawa  Barat  (PPPTJB)  Sariat  Arifia
              mengatakan, pengusaha mengapresiasi pemerintah dalam menetapkan UU Cipta Kerja. "Namun,
              dalam realitasnya, para pengusaha produk tekstil Jawa Barat terancam gulung tikar dan pekerja
              terancam PHK massal karena penetapan pengupahan di luar kemampuan dan kepantasan," ujar
              Sariat saat mengadukan nasib para pengusaha kepada Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah,
              pekan lalu.

              Lebih  lanjut,  Sariat  menambahkan,  sepanjang  tahun  2019,  telah  terjadi  penutupan  puluhan
              pabrik garmen dengan jumlah pekerja yang mendapat PHK kurang lebih 25.000 karyawan di
              Kabupaten  Bogor  dan  Purwakarta.  "Bila  tidak  dilakukan  langkah  penyelamatan  yang  serius,
              tahun 2021 banyak perusahaan yang akan menutup pabrik," ujar Sariat.

              Ketua Dewan Pengupahan Kabupaten Bogor dari unsur Apindo, Dessy Sulastri menyampaikan
              kekecewaannya dengan penetapan upah minimum kabupaten dan kota yang tidak berdasarkan
              kesepakatan tiga unsur yaitu pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Menurut Dessy, sebenarnya
              para pekerja mau bekerja dan tidak menginginkan pabrik tempat mereka bekerja tutup.

              Sementara itu, Ketua Dewan Pengupahan PPPTPJB Yan Mei mengatakan, saat ini pengusaha
              dan para pekerja yang bekerja di perusahaan adalah pihak yang benar-benar mengetahui kondisi
              perusahaan masing-masing. "Belum tentu pihak-pihak yang mengatasnamakan asosiasi pekerja
              benar-benar memahami keinginan dan kebutuhan pekerja," kata Mei.

              Ahmad Basarah ikut berempati dan prihatin dengan kondisi asosiasi perusahaan tekstil yang
              sudah berada di titik nadir yang bisa menyebabkan PHK massal sampai 300.000 orang. "Masalah
              ini perlu diselesaikan secara komprehensif, melibatkan pemerintah pusat dan daerah. Saya akan
              berusaha menjembatani komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan," katanya.






                                                           17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23