Page 22 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2020
P. 22

PENGETATAN PSBB BERPOTENSI TINGKATKAN PHK

              Wacana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan kembali memperketat pembatasan sosial
              berskala besar (PSBB) dengan membatasi ruang gerak masyarakat setelah libur Tahun Baru
              2021  dapat  menurunkan  optimisme  pelaku  usaha.  Hal  ini  juga  berpotensi  meningkatkan
              pemutusan hubungan kerja (PHK).

              Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta Sarman
              Simanjorang mengatakan, pengetatan PSBB dapat berpotensi membuat pelaku usaha kembali
              melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Keputusan tersebut juga
              dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, karena DKI Jakarta menyumbang
              17% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.

              "Jika kembali seperti yang dulu, tentu akan membuat aktivitas ekonomi semakin terbatas dan
              stagnan.  Ini  sinyal  ekonomi  yang  kurang  baik  di  awal  tahun,  dan  secara  psikologis  akan
              menurunkan rasa optimisme di kalangan pelaku usaha. Ini menjadi suatu pertimbangan kepada
              Pemprov DKI Jakarta dalam mengambil kebijakan, karena sudah 10 bulan dunia usaha tertekan
              dan terpuruk, nyaris frustasi," kata Sarman dalam keterangan resmi, Senin (28/12).

              Pasalnya, sambung dia, pertumbuhan ekonomi Jakarta di kuartal IV-2020 saja akan kembali
              negatif, setelah pada kuartal II dan III terkontraksi sebesar -8,23% dan -3,82%. Karena itu,
              Sarman berharap, upaya untuk menjaga kesehatan dan kesala-matan warga Jakarta diambil
              dengan mempertimbangkan secara cermat kondisi perekonomian saat ini.

              "Pelaku usaha memahami bahwa tujuan Pemprov sangat mulia untuk menjaga kesehatan dan
              keselamatan warga. Ini memang kondisi dilematis dan pilihan yang sulit, tapi harus di putuskan.
              Kami  sangat  berharap  agar  dapat  mempertimbangkan  secara  cermat  dan  matang  dengan
              memperhatikan kondisi ekonomi Jakarta saat ini," kata dia.

              Dia juga berharap Pemerintah DKI Jakarta tidak lengah dan terus melakukan sosialisasi serta
              pengawasan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Dia
              menyarankan  pemerintah  membentuk  Satuan  Tugas  Penanganan  Covid-19  di  wilayah  rukun
              tetangga  dan  di  setiap  perusahaan  untuk  memastikan  kedisiplinan  penerapan  protokol
              kesehatan.  Pemerintah  juga  diharap  memberikan  sanksi  tegas  bagi  pihak  yang  melanggar
              penerapan protokol kesehatan.

              "Dan  yang  paling  strategis,  agar  Pemprov  DKI  Jakarta  melobi  Pemerintah  Pusat  untuk
              menjadikan  DKI  Jakarta  sebagai  prioritas  dalam  program  vaksin  anti  Covid-19,  mengingat
              ekonomi  Jakarta  sangat  memberikan  sumbangsih  yang  strategis  terhadap  perekonomian
              nasional," kata Sarman. (sny)























                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27