Page 151 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2020
P. 151
Title 4.500 BURUH MAJALENGKA TERANCAM PHK
Media Name republika.co.id
Pub. Date 13 April 2020
Page/URL https://republika.co.id/berita/q8q4el463/4500-buruh-majalengka-teranca m-phk
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
MAJALENGKA -- Dampak pandemi Covid-19 dalam bidang sosial di Kabupaten
Majalengka mulai terasa. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 4.500 buruh di daerah
tersebut yang terancam mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Indikator ancaman PHK itu terlihat dari data masyarakat yang daftar program pra
kerja yang sudah menembus 4.500 orang. Mayoritas pendaftar program itu
sebelumnya sudah bekerja di sebuah perusahaan," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja
(Disnaker) KUKM Majalengka, Sadili, Senin (13/4).
Bahkan, Sadili memperkirakan, angka 4.500 orang yang mendaftar program pra
kerja itu jumlahnya bisa lebih meningkat lagi. Sadili mengatakan, berdasarkan
laporan yang diterimanya, saat ini sudah ada satu perusahaan di Kabupaten
Majalengka yang sudah benar-benar melakukan PHK terhadap karyawannya. Dia
menyebutkan, ada sepuluh karyawan di perusahaan tersebut yang mengalami PHK.
Sadili mengatakan, pandemi Covid-19 memang telah menimbulkan berbagai
dampak di berbagai sektor. Selain sektor kesehatan, juga sektor ketenagakerjaan.
"Untuk itu, kami terus mengawal Surat Edaran Kementerian Ketenagakerjaan, yang
di antaranya mengatur perlindungan pekerja dan kelangsungan usaha di masa
pandemi Covid-19 ini," tegas Sadili.
Sadili meminta, setiap perusahaan yang hendak meliburkan sementara
karyawannya, diimbau bermusyawarah dengan serikat pekerjanya terlebih dahulu.
Dengan demikian, bisa lahir kesepakatan besaran upah yang harus dibayarkan
perusahaan kepada karyawannya. "Harapan kami, para buruh tetap memperoleh
penghasilan dengan tetap bekerja, dan membantu perusahaan tetap beroperasi
sehingga saling menguntungkan," tutur Sadili.
Tak hanya permasalahan buruh, lanjut Sadili, wabah Covid-19 juga berdampak pada
perusahaan yang ada di Kabupaten majalengka. Saat ini, tercatat ada lima
perusahaan di Majalengka yang tidak bisa berproduksi karena kekurangan bahan
baku. Di sisi lain, hasil produksi mereka juga tidak terserap oleh pembeli. Untuk itu,
Disnaker setempat memastikan perusahaan tersebut bersepakat mengeluarkan
kompensasi upah kepada karyawannya. Sementara itu, lanjut Sadili, bagi
perusahaan yang tetap beroperasi, pihaknya mengimbau agar perusahaan tersebut
menerapkan protokoler kesehatan secara ketat. Seperti misalnya, physical
distancing, menyediakan sabun dan tempat cuci tangan, menyediakan hand
sanitizer, membekali karyawan dengan masker, serta mengontrol suhu tubuh
karyawan setiap hari.
Page 151 of 210.