Page 306 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 306

Ringkasan

              Gelombang penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja terus berlangsung. Tak Hanya di
              Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan, aksi unjuk rasa tersebut juga berlangsung di berbagai
              daerah. Salah satu tuntutan para pendemo yakni kluster ketenagakerjaan yang dianggap hanya
              menguntungkan pengusaha dan menindas pekerja.

              Staf  Khusus  Menteri  Ketenagakerjaan,  Dita  Indahsari  mengatakan  semangat  undang-undang
              Cipta Kerja sebenarnya meremajakan isi regulasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan
              zaman. Salah satunya UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.



              KEMNAKER SEBUT UU CIPTA KERJA PERBAHARUI REGULASI USANG

              Gelombang penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja terus berlangsung. Tak Hanya di
              Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan, aksi unjuk rasa tersebut juga berlangsung di berbagai
              daerah. Salah satu tuntutan para pendemo yakni kluster ketenagakerjaan yang dianggap hanya
              menguntungkan pengusaha dan menindas pekerja.

              Staf  Khusus  Menteri  Ketenagakerjaan,  Dita  Indahsari  mengatakan  semangat  undang-undang
              Cipta Kerja sebenarnya meremajakan isi regulasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan
              zaman. Salah satunya UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Regulasi tersebut diusulkan sekitar tahun 2001-2002. Lalu disahkan menjadi undang-undang
              pada tahun 2003. Belasan tahun berlalu, membuat beberapa ketentuan sudah tidak sesuai akibat
              perkembangan zaman dan teknologi yang berkembang saat ini.

              "Undang-undang ini disusun tahun 2002, yang relevan saat itu belum tentu relevan di zaman
              sekarang," kata Dita dalam Webinar bertajuk UU Cipta Kerja dan Dampaknya Bagi Kepentingan
              Publik, Jakarta, Selasa (13/10).

              Dia  melanjutkan,  perubahan  ketentuan  yang  dilakukan  pada  UU  Ketenagakerjaan  ini  tidak
              dilakukan  secara  keseluruhan.  Hanya  pasal-pasal  tertentu  saja  yang  mengalami  perubahan.
              Sementara sisanya masih diadopsi dan digunakan hingga masa mendatang.

              "Yang masih baik kita adopsi, kalau tidak relevan ya enggak bisa diserap (digunakan lagi)," kata
              dia.

              Dia  mencontohkan  pengurangan  penggunaan  pekerja  sebagai  resiko  dari  perkembangan
              teknologi. Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ada 23 juta pekerjaan
              yang hilang karena otomatisasi dalam skala besar.

              "Tidak  ada  variasi  kerja  yangs  seluas  ini,  harus  ada  adjustment.  Kita  perlu  korporasi  yang
              berhubungan dengan dunia dan global, suka tidak suka ini kita jadi bagian hidup ekonomi," tutur
              Dita.
              Selain  pengurangan  jenis  pekerjaan  tertentu,  era  perkembangan  teknologi  ini  juga  mampu
              menciptakan jenis pekerjaan yang lebih variatif. Sehingga ini bisa juga berdampak pada waktu
              kerja.

              Jenis pekerjaan yang tertentu saat ini banyak yang bisa dikerjakan tidak dalam waktu 8 jam
              sehari. Saat ini banyak pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa harus datang ke kantor. Bahkan ada
              beberapa orang bisa bekerja dalam waktu yang sama untuk dua pekerjaan berbeda.

              "Yang kerja di IT, editing, Id security ini tidak harus stay di kantor 8 jam. Dia bisa kerja di mana
              saja," kata dia.
                                                           305
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311