Page 349 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 349

Ringkasan

              Beberapa pasal Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan akhirnya
              dikembalikan ke UU Cipta Kerja (Ciptaker). Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR, Supratman Andi
              Agtas menerangkan, pasal-pasal dalam UU Ketenagakerjaan ( existing ) kembali dimasukkan ke
              dalam pasal 79, 88 A, dan 154 UU Ciptaker.

              Supratman mencontohkan, pasal 79 (aturan cuti dan istirahat mingguan pekerja) dalam draf
              RUU Ciptaker sebelum disahkan di rapat paripurna DPR pada 5 Oktober berisi lima ayat. Padahal,
              dalam rapat Panitia Kerja RUU Ciptaker sebelumnya, DPR ingin mengembalikan pasal itu sesuai
              UU existing .



              KEMBALINYA BEBERAPA PASAL UU CIPTAKER YANG 'SEMPAT HILANG'
              Beberapa pasal Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan akhirnya
              dikembalikan ke UU Cipta Kerja (Ciptaker). Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR, Supratman Andi
              Agtas menerangkan, pasal-pasal dalam UU Ketenagakerjaan ( existing ) kembali dimasukkan ke
              dalam pasal 79, 88 A, dan 154 UU Ciptaker.

              Supratman mencontohkan, pasal 79 (aturan cuti dan istirahat mingguan pekerja) dalam draf
              RUU Ciptaker sebelum disahkan di rapat paripurna DPR pada 5 Oktober berisi lima ayat. Padahal,
              dalam rapat Panitia Kerja RUU Ciptaker sebelumnya, DPR ingin mengembalikan pasal itu sesuai
              UU existing .

              "Pasal 79 ayat 1, ayat 2, ayat 3, itu juga adalah hasil keputusan Mahkamah Konstitusi. Nah, itu
              yang  kami  kembalikan  semua  (kepada  ketentuan  UU  Ketenagakerjaan),"  kata  Supratman
              dalaMKonferensi pers yang digelar DPR RI di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa
              (14/10).

              Begitu pula dengan pasal 154 UU Ciptaker. Saat proses editing draf UU Ciptaker, kata Supratman,
              sempat terjadi simplifikasi. Padahal sesuai rapat Panitia Kerja, diputuskan pasa 154 UU Ciptaker
              berisi pasal 161 sampai pasal 172 UU Ketenagakerjaan (terkait dengan aturan PHK).

              "Jadi itu adalah keputusan Panitia Kerja RUU Cipta Kerja yang kami (Baleg DPR RI) masukkan
              supaya sesuai dengan apa yang telah diputuskan oleh Panitia Kerja," kata Supratman.

              Supratman  mengeklaim  bahwa  tindakan  mengembalikan  pasal-pasal  UU  Ketenagakerjaan  ke
              dalam UU Ciptaker yang sudah disahkan di Rapat Paripurna DPR tidak melanggar UU Nomor 11
              Tahun  2012  tentang  Pembentukan  Peraturan  Perundang-undangan.  Menurutnya,  undang-
              undang  dikatakan  cacat  formal  apabila  DPR  memasukkan  pasal  yang  bukan  merupakan
              keputusan di dalam Panitia Kerja.
              "Seharusnya  tidak  (melanggar  aturan).  Karena  memang  keputusan  panja  itulah  yang  harus
              disahkan," ucapnya.

              Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin juga menegaskan anggota DPR tidak akan berani melakukan
              penambahan pada saat proses editing draf UU Ciptaker tersebut. Azis yakin dengan integritas
              anggota Baleg DPR.

              "Saya jamin, sesuai sumpah jabatan saya dan seluruh rekan (anggota DPR RI) yang ada di sini,
              tentu kami tidak berani dan tidak akan memasukkan selundupan pasal," kata Azis.

              Azis mengatakan, penambahan apa pun yang dimasukkan dalam draf UU Ciptaker yang telah
              diketuk palu pada Rapat Paripurna DPR merupakan tindak pidana.


                                                           348
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354