Page 365 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 365

LIKU-LIKU DPR GARAP CIPTAKER HINGGA SAMPAI KE TANGAN JOKOWI

              Omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang disahkan Rapat Paripurna DPR
              pada sore 5 Oktober lalu akhirnya akan diserahkan ke tangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)
              hari ini.

              Pembahasan regulasi yang kerap disebut 'sapu jagat' itu rampung setelah dikebut DPR RI selama
              delapan  bulan,  termasuk  saat  masa  protokol  pembatasan  fisik  karena  pandemi  Covid-19.
              Pembahasan juga dilakukan bahkan pada akhir pekan, hingga di hotel-hotel.

              Sebagai informasi, penyusunan regulasi dalam bentuk omnibus law mulai digaungkan dalam
              pidato perdana Jokowi selaku Presiden RI 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.

              Saat  itu,  Jokowi  mengungkapkan  rencananya  mengajak  DPR  untuk  membahas  dua  regulasi
              dalam bentuk omnibus law yaitu UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan Usaha Mikro,
              Kecil, Menengah (UMKM).

              "Masing-masing UU tersebut akan menjadi omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisi
              beberapa UU, bahkan puluhan UU," ujar Jokowi ketika itu.

              Kemudian, pada Januari 2020, pemerintah akhirnya mengajukan draf RUU Cipta Lapangan Kerja.
              Namun,  rancangan  regulasi  itu  langsung  menuai  polemik  setelah  drafnya  beredar  di  tengah
              masyarakat. Polemik terjadi karena pasal-pasal yang terkandung di dalamnya dinilai merugikan
              sejumlah kalangan dan bertentangan dengan konstitusi.
              Di tengah penolakan tersebut, masyarakat sipil dan buruh kemudian memplesetkan nama RUU
              itu dengan singkatan 'cilaka'.

              Pemerintah  akhirnya  mengganti  nama  rancangan  regulasi  itu  dengan  menghapus  kata
              'lapangan', sehingga hanya 'Cipta Kerja' yang disingkat jadi Ciptaker pada Februari lalu.

              Secara  keseluruhan  ada  11  klaster  yang  menjadi  pembahasan  dalam  RUU  Ciptaker  yaitu
              penyederhanaan  perizinan  tanah,  persyaratan  investasi,  ketenagakerjaan,  kemudahan  dan
              perlindungan  UMKM,  kemudahan  berusaha,  dukungan  riset  dan  inovasi,  administrasi
              pemerintahan,  pengenaan  sanksi,  pengendalian  lahan,  kemudahan  proyek  pemerinta,  serta
              Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

              Dalam proses penyusunannya, UU Ciptaker tidak berbeda dengan proses pembuatan UU pada
              umumnya yang dibahas di DPR.

              Namun, pembahasan UU Ciptaker oleh pemerintah dan DPR terbilang kilat bila dibandingkan
              dengan pembahasan RUU lain.

              Pemerintah sendiri sempat menargetkan pembahasan UU Ciptaker selesai sebelum Hari Ulang
              Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang jatuh pada 17 Agustus 2020. Dalam satu kesempatan
              bersama, Jokowi bahkan mengaku akan mengangkat dua jempol untuk DPR bila beleid tersebut
              bisa cepat disahkan.

              Sekretaris  Kemenko  Perekonomian  Susiwijono  Moegiarso  mengatakan  pemerintah  bersama
              Panja Baleg DPR terus mengebut pembahasan tersebut, bahkan jadwal pembahasan ditetapkan
              sebanyak tiga sampai empat kali dalam sepekan.
              "Sudah lebih dari 10 kali bahas di Panja Baleg, Senin, Selasa dibahas, besok dimulai lagi. Apakah
              bisa selesai sebelum 17 Agustus terakhir? Kami targetkan mudah-mudahan bisa segera selesai,"
              kata Susi saat konferensi pers virtual, 5 Agustus 2020.



                                                           364
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370