Page 366 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 366

Pengebutan pembahasan RUU ini pun diklaim demi kemudahan investasi di Indonesia. Rapat-
              rapat pembahasan UU Ciptaker dilakukan siang dan malam hari--bahkan hingga larut malam, di
              tengah masa reses anggota dewan, dan pandemi Covid-19.

              Pimpinan DPR bersama sejumlah menteri dalaMKabinet Indonesia Maju berpose bersama usai
              rapat paripurna DPR yang mengesahkan omnibus law RUU Cipta Kerja jadi Undang-Undang, 5
              Oktober  2020.  (ANTARA  FOTO/Hafidz  Mubarak  A)  Klaster  Ketenagakerjaan  dan  Buruh
              Pemerintah dan DPR RI memang sempat menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan setelah
              mendapat perintah resmi dari Jokowi pada 24 April silam. Hal itu dilakoni merespons tuntutan
              buruh yang keberatan dengan sejumlah pasal dalaMKlaster ketenagakerjaan.

              Kemudian pada Agustus 2020, DPR bersama sejumlah serikat buruh sempat membentuk tim
              perumus dan menghasilkan empat bentuk kesepakatan.

              Poin pertama materi muatan Klaster Ketenagakerjaan RUU Ciptaker yang sudah diatur dalam
              putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tak bisa diganggu gugat.
              "Jadi  terkait  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu,  Upah,  Pesangon,  Hubungan  Kerja,  PHK,
              penyelesaian  perselisihan  hubungan  industrial,  Jaminan  Sosial,  dan  materi  muatan  lain  yang
              terkait dengan putusan MK, harus didasarkan pada putusan MK," kata Wakil Ketua Baleg DPR
              Willy Aditya kepada CNNIndonesia. com, 21 Agustus.
              Kesepakatan  kedua  adalah  soal  sanksi  pidana  ketenagakerjaan  dalam  RUU  Ciptaker  akan
              dikembalikan sesuai ketentuan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              Kesepakatan ketiga berkenaan dengan hubungan ketenagakerjaan yang lebih adaptif terhadap
              perkembangan industri 4. 0. Nantinya, hubungan itu pengaturannya dapat dimasukkan di dalam
              RUU Ciptaker dan terbuka terhadap masukan publik.

              Kesepakatan terakhir, DPR akan memperjuangkan asipirasi buruh untuk mempersingkat masa
              sengketa perburuhan yang prosesnya sering kali berlarut-larut.

              Namun,  poin  kesepakatan  tersebut  hanya  diakomodasi  dalam  bentuk  daftar  inventarisasi
              masalah (DIM) di sembilan fraksi yang berada di DPR.

              Masuk atau tidak poin kesepakatan tersebut dalaMKlaster ketenegakerjaan RUU Ciptaker pun
              tergantung dengan dinamika pembahasan yang dilakukan Baleg bersama pemerintah.

              Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  (kanan)  menerima  laporan  akhir  pembahasan  RUU
              Cipta  Kerja  dari  Ketua  Badan  Legislasi  DPR  Supratman  Andi  Agtas  (bawah)  dalam  Rapat
              Paripurna DPR, Senin sore (5/10/2020). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) Sebulan berselang,
              klaster  ketenagkerjaan  dinyatakan  rampung  dibahas  Baleg  DPR.  Anggota  Baleg  DPR  Firman
              Soebagyo menuturkan pembahasan klaster ketenagakerjaan selesai setelah melewati lobi-lobi
              yang alot antara DPR dan pemerintah, khususnya aturan mengenai pesangon.

              Salah  satu  poin  yang  paling  disoroti  kelompok  buruh  adalah  terkait  pesangon  pekerja  yang
              terkena PHK dari yang awalnya sebanyak 32 bulan upah menjadi tinggal 25 bulan saja.

              Dari angka itu, sebanyak 19 bulan upah akan dibayar pengusaha dan enam bulan dibayar BPJS
              Ketenagakerjaan.

              Poin lainnnya, buruh mengkritik soal perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). Buruh menolak
              jika buruh termasuk outsourcing diberikan kontrak seumur hidup.

              Mereka  menilai  poin  tersebut  menjadi  hal  yang  serius  bagi  buruh  karena  berkaitan  dengan
              jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) untuk outsourcing .


                                                           365
   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371