Page 83 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 83

INDONESIA-MALAYSIA SEPAKATI PEMBARUAN KERJA SAMA SISTEM PENEMPATAN
              PEKERJA MIGRAN
              Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia sepakat untuk menugaskan pejabat tinggi dari
              kedua negara guna membahas lebih lanjut secara teknis mengenai konsep One Channel System
              yang telah disepakati oleh kedua Pemimpin Negara.

              Kesepakatan  tersebut  dicapai  setelah  dilakukannya  pertemuan  bilateral  kedua  negara  pada
              Jumat  (23/7)  dalam  rangka  pembahasan  draf  nota  kesepahaman  (Memorandum  of
              Understanding/MoU)  on  the  Recruitment  and  Employment  of  Indonesian  Domestic  Migrant
              Workers  in  Malaysia  yang  disampaikan  Pemerintah  Indonesia  sejak  bulan  September  2016
              mengalami stagnasi.

              "Usulan Pemerintah RI terkait konsep One Channel System dan pengklasifikasian jabatan masih
              perlu dibahas lebih teknis oleh kedua negara. Hal inilah yang mengakibatkan pembahasan draf
              pembaharuan MoU Domestik Indonesia - Malaysia memakan waktu cukup lama" ujar Sekjen
              Kemnaker Anwar Sanusi dalam siaran pers yang diterima pada Jumat (23/7).

              Anwar Sanusi mengungkapkan ada tujuh poin penting yang dibahas oleh perwakilan Indonesia
              dan  Malaysia  dalam  pertemuan  menyangkut  kerja  sama  bilateral  Indonesia  dan  Malaysia.
              Pertama, Konsep One Channel System (OCS). Ide dasar dari One Channel System adalah untuk
              mengurangi biaya penempatan dan menyederhanakan prosedur penempatan, sesuai dengan
              hukum dan regulasi yang berlaku di kedua negara. Hal tersebut mencakup penggunaan suatu
              sistem online yang menyediakan basis data terkait permintaan pekerjaan, pemberi kerja, dan
              ketersediaan tenaga kerja di sektor domestik.

              "Indonesia dan Malaysia akan melakukan integrasi sistem IT untuk implementasi OCS, serta akan
              melakukan pertemuan teknis guna membahas proses bisnis OCS, " tandas Anwar.

              Kedua, Konsep One Maid One Task. Dalam konsep ini. Malaysia mengusulkan agar 1 orang PMI
              domestik akan bekerja pada satu keluarga dengan jumlah anggota keluarga maksimal 6 orang.
              "Deskripsi pekerjaan PMI tersebut akan tertera secara rinci dalam dokumen perjanjian kerja,"
              imbuh Anwar.

              Ketiga, standar minimum gaji bagi pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik di Malaysia.
              "Indonesia mengusulkan agar standar minimum gaji bagi PMI sebesar RM 1,500, " ujar Anwar
              Sanusi.

              Keempat,  asuransi  bagi  pekerja  PMI  sektor  domestik  di  Malaysia.  Malaysia  telah
              mengamandemen aturan terkait asuransi sehingga kepesertaan asuransi juga mencakup pekerja
              migran sektor domestik. Kelima, perpanjangan izin kerja dan kontrak kerja. Malaysia saat ini
              memiliki program rekalibrasi sehingga pemberi kerja bisa mendaftarkan pekerja migrannya yang
              berstatus ilegal untuk memperoleh izin kerja sehingga pekerja migran tersebut dapat berubah
              status  menjadi  pekerja  legal.  Lebih  lanjut,  Pemri  meminta  agar  ada  tindakan  tegas  dari
              Pemerintah  Malaysia  kepada  para  pemberi  kerja  di  Malaysia  yang  secara  sengaja
              mempekerjakan PMI Domestik secara ilegal  Keenam, pemeriksaan kesehatan PMI Indonesia
              mengusulkan  agar  pemeriksaan  kesehatan  dilakukan  hanya  satu  kali,  yaitu  sebelum
              keberangkatan ke Malaysia untuk mengurangi beban biaya penempatan.

              "Mengingat saat ini pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali, yaitu sebelum keberangkatan ke
              Malaysia dan setelah ketibaan PMI di Malaysia, " ujar Anwar.

              Ketujuh,  akses  kekonsuleran.  Malaysia  menjamin  bahwa  Perwakilan  RI  memiliki  akses
              kekonsuleran  kepada  PMI  di  Malaysia  dan  Indonesia  meminta  agar  klausul  terkait  akses
              kekonsuleran tetap masuk ke dalam draf MoU. Editor :  Komang  (komang_99@yahoo.com ).


                                                           82
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88