Page 272 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JUNI 2021
P. 272

Menanggapi skema manfaat pelatihan kerja program JKP, Trade Union Rights Center (TURC) --
              Pusat  Studi  dan  Advokasi  Perburuhan--  menilai  dari  sisi  penyediaan  program  dan  kurikulum
              pelatihan kerja, pemerintah harus menyesuaikan kondisi kesiapan para pekerja atau buruh untuk
              menjalani reskilling dan upskilling. Sebab, jika terdapat kesenjangan antara kualifikasi pekerja
              atau buruh terhadap perkembangan industri yang begitu cepat, sulit bagi pekerja atau buruh
              untuk mengikuti program pelatihan yang disediakan.

              Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan kesiapan sarana dan prasarana pelatihan kerja
              yang disesuaikan dengan kebutuhan industri saat ini. Musababnya, jika jenis pelatihan kerja yang
              diberikan tidak membuat kemampuan pekerja bertambah, pekerja tetap akan kesulitan untuk
              masuk ke dalam lapangan kerja.

              Dalam laporan tahunan WEF (2020), pekerja atau buruh yang membutuhkan durasi pelatihan di
              bawah  satu  bulan  hanya  sekitar  17  persen.  Sementara,  45  persen  pekerja  di  Indonesia
              membutuhkan durasi program reskilling lebih dari enam bulan.

              Artinya, pekerja atau buruh di Indonesia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengikuti
              program-program pelatihan kerja berupa reskilling, apalagi upskilling. Jika program pelatihan
              kerja dari JKP hanya menyediakan jenis-jenis pelatihan singkat, maka tujuan untuk mencetak
              pekerja atau buruh yang terampil dan cakap sesuai dengan industri kerja saat ini, akan sulit
              dicapai. Apalagi manfaat program ini hanya berlaku maksimal enam bulan.

              Data  WEF  2020  juga  melihat  dalam  lima  tahun  ke  depan,  pekerjaan  berbasis  digital  akan
              mendominasi pasar kerja. Dengan melihat situasi sarana dan prasarana lembaga pelatihan kerja
              milik  pemerintah  saat  ini,  WEF  menilai  perlunya  program  JKP  memberikan  peluang  kepada
              peserta agar bisa mengakses pelatihan kerja dari lembaga pelatihan non-pemerintah. Tujuannya,
              pekerja memiliki kesempatan untuk bisa mengakses pelatihan kerja di lembaga yang memiliki
              kredibilitas baik, sehingga setelah di-PHK, pekerja bisa reskilling dan upskilling sesuai dengan
              bidangnya.

              Hal ini merupakan persoalan yang perlu ditingkatkan dalam aturan JKP. Berangkat dari masalah
              tersebut, TURC merekomendasikan PP JKP perlu mendesain pelatihan kerja agar pekerja atau
              buruh yang terkena PHK bisa mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
              yang bergerak menuju industri 4.0.

              Selain itu, TURC juga berharap pemerintah membuka pintu kesempatan kepada peserta JKP
              untuk nantinya dapat mengikuti pelatihan yang diadakan oleh lembaga non pemerintah. Langkah
              ini untuk menjawab kebutuhan skill pekerja dan perkembangan industri pasar kerja.
























                                                           271
   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277