Page 86 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 JANUARI 2021
P. 86
Judul PBB Sebut Krisis Tenaga Kerja Selama Pandemi Terparah Sejak 1930
Nama Media detik.com
Newstrend Dampak Virus Corona dalam Ketenagakerjaan
Halaman/URL https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/5349010/pbb-sebut-
krisis-tenaga-kerja-selama-pandemi-terparah-sejak-1930
Jurnalis Aulia Damayanti
Tanggal 2021-01-26 13:47:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Guy Ryder (kepala ILO) Ini merupakan krisis paling parah bagi dunia kerja sejak
Depresi Hebat tahun 1930-an
negative - Guy Ryder (kepala ILO) Tanda-tanda pemulihan yang kami lihat menggembirakan,
tetapi rapuh dan sangat tidak pasti, dan kita harus ingat bahwa tidak ada negara atau kelompok
yang dapat pulih sendiri
Ringkasan
United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis tenaga kerja akibat
pandemi COVID-19 merupakan yang terparah sejak 1930-an. Dalam catatan organisasi itu
selama 2020 sekitar 225 juta telah kehilangan pekerjaannya. "Ini merupakan krisis paling parah
bagi dunia kerja sejak Depresi Hebat tahun 1930-an," kata Direktur Jenderal Organisasi
Perburuhan Internasional PBB (ILO), Guy Ryder, dikutip dari BBC, Selasa (26/1/2021).
PBB SEBUT KRISIS TENAGA KERJA SELAMA PANDEMI TERPARAH SEJAK 1930
United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis tenaga kerja akibat
pandemi COVID-19 merupakan yang terparah sejak 1930-an. Dalam catatan organisasi itu
selama 2020 sekitar 225 juta telah kehilangan pekerjaannya.
"Ini merupakan krisis paling parah bagi dunia kerja sejak Depresi Hebat tahun 1930-an," kata
Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional PBB (ILO), Guy Ryder, dikutip dari BBC,
Selasa (26/1/2021).
Krisis selama pandemi telah menyebabkan penurunan 8,8 jam kerja. Hal itu empat kali lebih
besar dibanding dengan kondisi krisis keuangan pada 2008. PBB pun memperingatkan bahwa
pemulihan masih belum pasti. Meskipun ada harapan dengan hadirnya vaksin COVID-19 yang
diharapkan bisa memulihkan ekonomi dunia.
85