Page 460 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 460

Ringkasan

              Perselisihan hubungan industrial antara pekerja dengan pengusaha rentan terjadi. Ada empat
              mekanisme yang dapat ditempuh bagi pihak yang berselisih. Yakni, melalui perundingan bipartit,
              tripartit,  arbitrase,  dan  pengadilan  hubungan  industrial  (PHI).  Direktur  Jenderal  Pembinaan
              Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan (Dirjen PHI dan Jamsos
              Kemnaker),  Indah  Anggoro  Putri,  mengungkapkan  penyelesaian  hubungan  industrial  lebih
              banyak ditempuh melalui perundingan tripartit.



              MEKANISME TRIPARTIT SEMAKIN KONKRET

              Perselisihan hubungan industrial antara pekerja dengan pengusaha rentan terjadi. Ada empat
              mekanisme yang dapat ditempuh bagi pihak yang berselisih. Yakni, melalui perundingan bipartit,
              tripartit, arbitrase, dan pengadilan hubungan industrial (PHI).

              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Kementerian
              Ketenagakerjaan  (Dirjen  PHI  dan  Jamsos  Kemnaker),  Indah  Anggoro  Putri,  mengungkapkan
              penyelesaian hubungan industrial lebih banyak ditempuh melalui perundingan tripartit.

              Mekanismenya,  lanjut  Indah,  melibatkan  tiga  pihak  atau  tripatrit  yakni  perusahaan,  serikat
              pekerja  dan  pemerintah.  Di  tripatrit  ini,  posisi  pemerintah  sebagai  mediator  antara  serikat
              pekerja  dan  perusahaan.  Bahkan,  pemerintah  sudah  memiliki  Lembaga  Kerja  Sama  (LKS)
              Tripartit Nasional.

              Lembaga ini diisi perwakilan-perwakilan mulai dari serikat pekerja, pengusaha dan pemerintah.
              Dari  pihak  pemerintah  perwakilannya  berasal  dari  Kementerian  Koordinator  (Kemenko)
              Perekonomian,  Kemnaker,  Kementerian  Perindustrian  (Kemenperin),  dan  Kementerian
              Perdagangan (Kemendag).

              LKS Tripatrit Nasional di ke tuai langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan. Indah menjelaskan,
              nantinya  lembaga  ini  yang  akan  membahas  isu-isu  aktual  di  bidang  hubungan  industrial.
              Termasuk memberikan kri tik dan rekomendasi terhadap pemerintah. Sejauh ini banyak kasus
              yang mencapai titik terang, ketika dibawa ke LKS Tripartit Nasional. Dari mulai konsultasi hingga
              dicarikan rekomendasi yang dapat disepakati oleh tiga pihak di dalam lembaga tersebut.

              "Sebagai contoh, Keputusan Menteri Nomor 104 Tahun 2021 yang kita buat ini merupakan titik
              terang hasil kontribusi kritik dari LKS Tripartit. Nah, yang [waktunya] paling dekat ini kan ada
              pembahasan  pengupahan,  ini  juga  yang  sudah  kami  sosialisasikan  ke  LKS  Tripartit  untuk
              dikonsultasi dan didiskusikan," tutur Indah.

              Bagi Kemnaker, mekanisme tripartit yang terlembaga dalam LKS Tripartit Nasional bisa menjadi
              semacam  support  system  terkait  hal-hal  yang  menyangkut  kebijakan  hubungan  industrial  di
              Indonesia.

              "Kalau  Kemnaker  membuat  policy  yang  dikira  tidak  pas,  maka  LKS  Tripartit  ini  yang  akan
              mengkritisi. Seperti itu mekanismenya," Putri menjelaskan.

              LKS Tripartit Nasional sebagai forum komunikasi diperlukan sebagai bentuk sinergitas antar tiga
              pihak dalam hubungan industrial yang harmonis dan sejalan dengan Undang Undang Cipta Kerja
              (UU Ciptaker).
              Karena di UU Ciptaker, diamanatkan dalam konteks secara umum bahwa pemerintah harus hadir
              pada setiap perselisihan industrial. Sehingga, keberadaan mekanisme tripartit dapat dipahami


                                                           459
   455   456   457   458   459   460   461   462   463   464   465