Page 461 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 461

sebagai penekanan untuk menyatakan ke pihak perusahaan dan pekerja bahwa ada pemerintah
              yang ikut andil.
              "Walaupun kalian sedang berselisih [perusahaan dan pekerja], di situ ada pemerintah yang selalu
              mengawasi. Itu penekanan dalam mekanisme tripartit,"ujarnya.

              Presiden  Federasi  Serikat  Pekerja  Metal  Indonesia  (FSPMI),  Riden  Hatam  Aziz,  mengatakan
              bahwa setiap ada persoalan hubungan industrial selalu dibahas di dalam LKS Tri partit Nasional.

              "Artinya,  peran  dari  pada  lembaga  Tripartit  ini  sudah  berjalan.  Cuma  memang  terkadang
              keputusannya tidak menyenangkan semua pihak," ungkap Riden kepada wartawan GATRA Farid
              Nurhakim.

              Riden mengatakan, beberapa persoalan sudah menemukan titik terang di LKS Tripartit Nasional,
              akan tetapi tergantung dari kasus atau masalahnya. Misalkan tentang upah yang kini tengah
              dibahas untuk tahun 2022 mendatang. Ia mengakui, pihaknya memiliki jadwal setiap tiga bulan
              untuk menggelar rapat tripartit yang bersifat normatif.

              Namun  jika  ada  hal-hal  yang  krusial  atau  insidental,  maka  akan  langsung  menggelar  rapat
              dadakan. Menurut catatannya, sejauh ini Me naker Ida Fauziyah dan Dirjen PHI dan Jamsos
              Kemnaker Indah Anggoro Putri berada di posisi menyerap aspirasi, serta mendengarkan semua
              pihak.

              "Beberapa kasus yang saya alami juga, langsung Bu Dirjen PHI (Indah Anggoro Putri) itu ikut
              menangani secara langsung dan solusinya ada. Sudah mulai terbuka mereka," ujarnya.

              Riden pun menerangkan soal kendala dalam proses tripartit, yakni kendala teknis dan substansi.
              Kendala teknis yakni situasi saat ini masih pandemi Covid-19 dan kesibukan para pihak, sehingga
              banyak  jadwal  rapat  yang  sudah  ditentukan  bergeser  atau  mundur.  "Terkadang  juga  dalam
              forum rapat tersebut itu tidak kuorum," ujarnya.

              Sedangkan untuk kendala substansi, lanjutnya, persoalan-persoalan itu selama ini selalu dibahas,
              walaupun terkadang keputusan tripatrit tidak memuaskan semua pihak. Terutama pihak serikat
              pekerja yang merasa putusannya kurang adil bagi pekerja. Apalagi kini sudah ada UU Ciptaker
              atau Omnibus Law yang membuat perbedaan sangat tajam antara pekerja dengan pengusaha.

              "Karena isi Omnibus Law itu kan mendegradasi semua hak-hak pekerja, buruh, sehingga kami
              pertarungannya, perdebatannya sangat tajam, itu kendalanya," terang Riden.
              Riden berharap, dari proses tripartit ini bisa muncul keputusan yang adil atau seimbang, baik itu
              untuk kepentingan pengusaha maupun pekerja. Karena tugas pemerintah berada di sana. Ia
              juga berharap khususnya kepada pemerintah agar bersifat objektif.

              Untuk  para  pengusaha,  ia  berharap  agar  dapat  menjaga  hak-hak  pekerjanya  dengan  tidak
              mengurangi  upah  dan  hak-hak  lainnya.  Sementara  itu,  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia  (Apindo),  Hariyadi  B.  Sukamdani,  menilai  komunikasi  yang  dibangun  antara
              pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja sudah cukup baik.

              Walaupun, ia tak menampik masih ada perbedaan pandangan dari dua pihak, yakni pengusaha
              dan pekerja. Namun, ia memastikan dalam perjalanannya, tetap ada semangat untuk mencari
              kompromi atau titik temu. Peran Kemnaker pun dinilai Hariyadi sudah baik dengan memfasilitasi
              pihak pengusaha dan pekerja.






                                                           460
   456   457   458   459   460   461   462   463   464   465   466