Page 465 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 465
Ringkasan
AKSES MENJADI PERMASALAHAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI DUNIA KERJA.
PEMERINTAH MENYIAPKAN BERBAGAI ATURAN UNTUK MEMPERLUAS AKSES. DIBENTUK UNIT
KHUSUS UNTUK MELAKUKAN PENGARUSUTAMAAN KESEMPATAN BEKERJA BAGI PENYANDANG
DISABILITAS.
Meski memiliki kondisi fisik yang terbatas, Sugiyanto, 49 tahun, tetap bersemangat ngelaju
(pulang pergi lintas wilayah) dari Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, ke Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), demi bekerja. Ia melaju di atas sepeda motor roda tiga yang sudah
dimodifikasi. Untuk aktivitas sehari-hari, penyandang disabilitas yang akrab disapa Yanto ini
menggunakan kursi roda. "Umur satu
tahun saya kena polio," katanya mengawali kisahnya kepada GATRA, Selasa lalu.
MEMBUKA AKSES KERJA PENYANDANG DISABILITAS
AKSES MENJADI PERMASALAHAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI DUNIA KERJA.
PEMERINTAH MENYIAPKAN BERBAGAI ATURAN UNTUK MEMPERLUAS AKSES. DIBENTUK UNIT
KHUSUS UNTUK MELAKUKAN PENGARUSUTAMAAN KESEMPATAN BEKERJA BAGI PENYANDANG
DISABILITAS.
Meski memiliki kondisi fisik yang terbatas, Sugiyanto, 49 tahun, tetap bersemangat ngelaju
(pulang pergi lintas wilayah) dari Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, ke Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), demi bekerja. Ia melaju di atas sepeda motor roda tiga yang sudah
dimodifikasi. Untuk aktivitas sehari-hari, penyandang disabilitas yang akrab disapa Yanto ini
menggunakan kursi roda. "Umur satu tahun saya kena polio," katanya mengawali kisahnya
kepada GATRA, Selasa lalu.
Di umur setahun itu, Yanto jatuh dan ba dannya panas. Saraf kakinya dinyatakan lemah. Sejak
itulah ia tak dapat berjalan. "Kata orang-orang tua karena kebanyakan disuntik," ujarnya seraya
setengah tergelak. Namun kondisi itu tak menghalangi ke mauannya untuk menuntut ilmu. Yanto
bahkan bersekolah di sekolah dasar (SD) umum. Warga Mun tilan ini harus digendong untuk bisa
datang ke sekolah. Selepas SD ia baru menggunakan kursi roda.
Setelah tamat sekolah menengah atas (SMA), Yanto mengambil kursus elektronik di Solo, Jawa
Tengah, selama lima tahun. Dengan bekal keahliannya itu, Yanto mulai hidup mandiri. Dia
membuka bengkel elektronik di rumahnya. Usaha ini bahkan bertahan hingga 20 tahun.
Selain usaha sendiri, ia dipercaya oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) di bidang disabilitas,
UCP Roda untuk Kemanusiaan, sebagai relawan. Sudah 10 tahun Yanto bekerja di sana dan
tujuh bulan ini bekerja di Yogyakarta. "Selama pandemi ini, saya berangkat tiga kali seminggu,"
ujar bapak dari satu anak ini.
Yanto dipercaya menjadi teknisi di lembaga tersebut setelah menerima pelatihan selama tiga
bulan. Ia bertugas mengecek spesifikasi kursi roda yang akan disalurkan ke para disabilitas lain.
Jumlahnya rata-rata 10 kursi roda per pekan. "Dari kursi roda standar, saya modifikasi dan
paskan sesuai fisik teman-teman disabilitas," katanya.
Wawan Supri berasa mimpi melihat namanya lulus sebagai calon apa ratur sipil negara (CASN).
Mak lumlah, pria 32 tahun kelahiran Desa Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Batanghari, Jambi,
ini terlahir sebagai penyandang disabilitas. Kaki kirinya mengecil dari ping gul, paha, betis,
464