Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2020
P. 96

kompensasi  untuk  perjanjian  kerja  waktu  tertentu  (PKWT),  dan  cara  melakukan  pemutusan
              hubungan kerja (PHK).
              Ketujuh, berpotensi menimbulkan konflik dalam proses perubahan peraturan perusahaan (PP)
              atau  perjanjian  kerja  bersama  (PKB).  Kedelapan,  sebagian  peraturan  pelaksana  UU
              Ketenagakerjaan  akan  mengalami  perubahan.  Kesembilan,  tertutupnya  peluang  peralihan
              hubungan kerja dari pekerja penerima pekerjaan (vendor) menjadi pekerja pada perusahaan
              pemberi pekerjaan. Sepuluh, untuk membaca UU Ketenagakerjaan harus berdampingan dengan
              UU Cipta Kerja.

              "Peraturan pelaksana UU Ketenagakerjaan yang berpotensi berubah akibat terbitnya UU Cipta
              Kerja,  seperti  PP  No.78  Tahun  2015  tentang  Pengupahan,"  kata  Hakim  Ad  Hoc  PHI  Jakarta
              periode 2006-2016 itu dalam Bootcamp Hukumonline 2020 Hari Ke-1: Hukum Ketenagakerjaan,
              Hubungan Industrial, dan Tata Cara Penggunaan TKA, Senin (16/11/20202).

              ( Plt Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Reni Mursidayanti,
              mengatakan  Kementerian  Ketenagakerjaan  sedikitnya  menyusun  4  RPP  yakni  tentang  RPP
              penggunaan  TKA;  RPP  Hubungan  kerja,  Waktu  Kerja  dan  Waktu  Istirahat  serta  Pemutusan
              Hubungan  Kerja  (PHK);  RPP  Pengupahan  (revisi  PP  No.78  Tahun  2015);  dan  RPP
              Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              RPP tentang Penggunaan TKA mengatur 5 hal meliputi syarat penggunaan TKA; jangka waktu
              RPTKA;  jabatan  tertentu  dan  waktu  tertentu;  pendidikan  dan  pelatihan  bagi  pekerja  lokal
              pendamping TKA; pembinaan dan pengawasan TKA.

              RPP tentang Hubungan Kerja dan Waktu Istirahat serta PHK sedikitnya memuat 6 hal. Pertama,
              hubungan kerja berdasarkan PKWT dan PKWTT. Kedua, syarat-syarat PKWT. Ketiga, pengaturan
              pemberian  kompensasi  dalam  PKWT.  Keempat,  perlindungan  buruh  yang  bekerja  dalam
              perusahaan alih daya. Kelima, waktu kerja dan waktu istirahat yang berlaku bagi jenis pekerjaan
              tertentu dan sektor usaha tertentu. Keenam, syarat, mekanisme, kompensasi, dan PHK.

              Untuk RPP tentang Pengupahan, Reni mengatakan akan dilakukan revisi PP No.78 Tahun 2015
              tentang Pengupahan. Substansi yang akan diatur dalam PP hasil revisi itu setidaknya berisi 4 hal.
              Pertama, perubahan ketentuan upah minimum, misalnya dasar dan tata cara penetapan UMP
              dan UMK, syarat penetapan UMK dan formula perhitungan upah minimum. Kedua, ketentuan
              upah per jam minimal. Ketiga, ketentuan upah bagi usaha mikro dan kecil. Keempat, dewan
              pengupahan.

              Terakhir RPP tentang penyelenggaraan program JKP yang akan mengatur 3 hal yaitu kriteria
              peserta  program  JKP;  sumber  pendanaan  JKP;  dan  manfaat  JKP  berupa  uang  tunai,  akses
              informasi  pasar  kerja,  dan  pelatihan  kerja.  “Kami  diberi  waktu  paling  lama  3  bulan  untuk
              menyelesaikan berbagai RPP ini,” kata Reni.




















                                                           95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101