Page 154 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 154

TANPA UU CIPTA KERJA, REGULASI KAKU DAN GEMUK HANTUI INVESTASI

              Disahkannya UU Cipta Kerja dipastikan dapat memberikan dorongan positif terhadap kemudahan
              berusaha dan peningkatan investasi di Indonesia. Selain itu, dengan mudahnya berusaha maka
              akan berimplikasi besar tarhadap banyaknya penyerapan tenaga kerja.

              Direktur  Eksekutif  The  Indonesian  Institute,  Center  for  Public  Policy  Research  (TII)  Adinda
              Tenriangke Muchtar mengatakan dengan UU Cipta Kerja diharapkan kebebasan berusaha juga
              semakin dipermudah, sehingga kesempatan kerja akan terbuka lebih luas.

              Menurut dia, UU ini mencoba menciptakan pasar tenaga kerja fleksibel di Indonesia. Regulasi
              yang kaku, gemuk, dan rentan korupsi jelas akan menghambat kesempatan orang untuk bekerja.
              Namun, UU ini tetap mempertimbangkan hak pekerja termasuk merujuk ke UU Ketenagakerjaan
              yang ada.

              "Tentu saja, dalam hal yang tidak termaktub dalam UU ini, bukan berarti mengabaikan hak-hak
              pekerja dan tanggung jawab pemberi kerja," jelas Adinda dalam keterangannya, dikutip Minggu
              15 November 2020.

              Untuk  itu, kata dia,  kebebasan  ekonomi  tetap  didasarkan  pada kesepakatan  para  pihak dan
              bukan pemaksaan, apalagi kekerasan. Di sinilah seharusnya peran pemerintah ditegaskan dan
              negara hadir, lewat penegakan hukum.

              Permasalahan terhadap pertumbuhan dan kebebasan ekonomi, termasuk kebebasan berusaha,
              tidak lepas dari permasalahan regulasi yang gemuk dan tumpang tindih, serta terbukti rentan
              akan korupsi dan biaya usaha yang tinggi.

              "UU Cipta Kerja ditujukan untuk mendorong efisiensi regulasi, termasuk untuk meningkatkan
              investasi," kata dia.
              UU ini juga berpotensi untuk membantu sektor industri manufaktur di Indonesia, mengingat
              sektor  ini  saja  bisa  membutuhkan  perizinan  konstruksi  sampai  200  hari.  Belum  lagi  biaya
              transaksi lainnya yang harus dihadapi di daerah.

              "Dengan  adanya  efisiensi  regulasi  dan  kemudahan  berusaha,  yang  tentunya  harus  diikuti
              komitmen dan penegakan hukum yang jelas, akan memberikan kepastian hukum kepada para
              pengusaha maupun investor untuk membangun lebih banyak industri manufaktur di Indonesia
              dan sektor lainnya," jelasnya.
              Melalui UU Omnibus Law, lanjut dia, Indonesia akan memberikan kebebasan ekonomi yang lebih
              luas kepada beragam pihak untuk ikut berkontribusi meningkat kesejahteraan dan mendukung
              pembangunan ekonomi di Indonesia.

              UU ini juga menjadi salah satu upaya untuk melawan korupsi dan menekan biaya transaksi dalam
              berusaha  di  beragam  lini  yang  menghambat  kebebasan  berusaha  maupun  investasi,  serta
              pembangunan di Indonesia.

              "Agar efektif, tentu UU ini harus dikawal dalam pelaksanaannya dan diikuti dengan penegakan
              hukum, serta komitmen para pihak untuk merealisasikan potensi positifnya tersebut. Pelibatan
              para pihak dalam pelaksanaan juga menjadi hal penting lainnya," ujarnya.









                                                           153
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159