Page 53 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 53
Judul Kepala BP2MI Bersimpuh dan Menangis di Pangkuan Sugiyem
Nama Media Jawa Pos
Newstrend Kasus PMI Sugiyem
Halaman/URL Pg11
Jurnalis WIR
Tanggal 2020-11-16 03:50:00
Ukuran 273x188mmk
Warna Warna
AD Value Rp 151.515.000
News Value Rp 757.575.000
Kategori Ditjen Binapenta
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
neutral - Benny Rhamdani (Kepala BP2MI) Atas nama pemerintah, saya minta maaf atas kejadian
yang ibu alami. Saya meminta izin kepada ibu untuk merujuk ibu ke rumah sakit hingga ibu
sembuh
negative - Benny Rhamdani (Kepala BP2MI) lni sudah menyangkut harga diri negara Saya tidak
rela jika ada tindakan yang tidak menyenangkan. Apalagi, penganiayaan dan kekerasan fisik
yang menimpa pekerja migran Indonesia Saya akan mengawal seluruh proses penanganan kasus
Bu Sugiyem
Ringkasan
Air mata itu perlahan merayap jatuh membasahi pipi Benny Rhamdani.Suara paraunya
terdengar. Benny yang menjabat kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)
larut dalam haru. Dia lantas bersimpuh di hadapan Sugiyem.
Perempuan 49 tahun tersebut merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban
penganiayaan majikannya di Singapura hingga mengalami kebutaan. "Atas nama pemerintah,
saya minta maaf atas kejadian yang ibu alami. Saya meminta izin kepada ibu untuk merujuk ibu
ke rumah sakit hingga ibu sembuh," ucap Benny saat mendatangi Sugiyem di rumahnya d i
Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Sabtu malam (14/11).
KEPALA BP2MI BERSIMPUH DAN MENANGIS DI PANGKUAN SUGIYEM
Air mata itu perlahan merayap jatuh membasahi pipi Benny Rhamdani.Suara paraunya
terdengar. Benny yang menjabat kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)
larut dalam haru. Dia lantas bersimpuh di hadapan Sugiyem.
Perempuan 49 tahun tersebut merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban
penganiayaan majikannya di Singapura hingga mengalami kebutaan. "Atas nama pemerintah,
saya minta maaf atas kejadian yang ibu alami. Saya meminta izin kepada ibu untuk merujuk ibu
52