Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 59

Sindo) tidak dapat dibenarkan. Bahkan tertulis apabila terjadi mutasi antarperusahaan, status
              hubungan kerjanya harus diakhiri terlebih dahulu.
              Kasus ini berawal dari pengumuman penghentian penerbitan Majalah Sindo Weekly pada 9 Maret
              2020 oleh Direktur Utama PT HMA Sururi Alfaruq. Dalam pertemuan dengan sekitar 50 karyawan
              saat itu, manajemen PT HMA menyatakan memutuskan untuk menghentikan penerbitan Majalah
              Sindo Weekly dengan alasan keuangan. Tetapi manajemen PT HMA menolak disebut tutup atau
              bangkrut.

              "Manajemen  berdalih  bahwa  perusahaan  hanya  berhenti  beroperasi.  Manajemen  juga
              menyatakan  tidak  akan  melakukan  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  dengan  memindahkan
              semua karyawan ke Koran Sindo dan Sindonews," ungkap salah satu dari 17 karyawan Sindo
              Weekly yang dimutasi, Yosep Mario Richardo, Minggu (15/11/2020), Yosep menuturkan, sekitar
              sebulan kemudian atau pertengahan April 2020, manajemen PT HMA melalui HRD memanggil
              satu per satu 17 karyawan untuk menandatangani surat kesepakatan atau perjanjian.

              "Kalimat dalam surat isinya seolah-seolah pekerja mengajukan diri untuk dirumahkan mulai 10
              April sampai 10 Juli 2020. Surat itu tanpa kop resmi perusahaan. Kami jelas menolak," tutur
              Yosep.

              Namun,  manajemen  mengabaikan  keberatan  karyawan.  Secara  sepihak  17  karyawan
              dirumahkan per 10 April 2020 tanpa digaji. Nama mereka dihapus dari sistem absensi sehingga
              tidak  bisa  melakukan  absen  meskipun  setiap  hari  bekerja.  Selama  dirumahkan  sepihak,  17
              karyawan hanya mendapatkan gaji sekali untuk bulan April, itu pun cuma sepertiga gaji normal.

              Kuasa Hukum 17 karyawan Sindo Weekly, Mona Ervita dari LBH Pers mengatakan, tindakan
              manajemen Sindo Weekly memindahkan pekerja ke perusahaan yang berbeda badan hukum
              tanpa memberikan upah yang layak selama dirumahkan telah melanggar UU Ketenagakerjaan.
              Semua tindakan itu dilaksanakan secara sepihak tanpa ada kesepakatan dengan para pekerja.
              Karena itu para pekerja berhak menuntut PHK sebagaikana ketentuan Pasal 169 ayat 1 huruf e
              juncto pasal 93 ayat 2 huruf f juncto Pasal 54 ayat 1 huruf dan d UU Nomor 13 Tahun 2003
              Tentang Ketenagakerjaan.

              "Rincian uang PHK itu, antara lain, pesangon sebesar dua kali ketentuan pada pasal 156 ayat 2,
              uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 3, dan uang penggantian hal
              sesuai Pasal 156 ayat 4," papar Mona.
              Sebagai  informasi,  pada  Mei  dan  Juni  sempat  dilakukan  pertemuan  bipartit  atas  permintaan
              karyawan,  yang  menuntut  agar  gaji  mereka  diberikan  50%  sesuai  aturan  ketenagakerjaan
              selama dirumahkan. Namun manajemen tetap  menolak dan justru menginformasikan bahwa
              Tunjangan Hari Raya (THR) akan dibayarkan secara bertahap sebanyak empat kali, yaitu pada
              Mei, Juli, September, Desember 2020.

              Menjelang  akhir  masa  dirumahkan,  yaitu  awal  bulan  Juli,  manajemen  mengirimkan  surat
              penempatan 17 karyawan Sindo Weekly sebagai tenaga sales melalui pesan whatsapp. Para
              pekerja diwajibkan kembali bekerja per 13 Juli 2020.

              Keputusan  manajemen  ini  semakin  membingungkan  ke-17  karyawan  karena  rata-rata  tidak
              punya latar belakang dan keahlian sebagai sales, juga tidak sesuai dengan surat perjanjian kerja.
              Manajemen juga menyatakan bahwa 17 karyawan tidak digaji penuh sebagai tim sales task force.
              Tak  ingin  nasib  mereka  terus  terkatung-katung,  ke-17  karyawan  menuntut  agar  manajemen
              melakukan PHK dengan pemenuhan kewajiban sesuai UU Ketenagakerjaan.




                                                           58
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64