Page 203 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 203

Namun, temuan Badan Pusat Statistik ( BPS ) justru bertolak belakang dengan tujuan program
              ini diluncurkan. Dimana mayoritas penerima Kartu Prakerja justru berstatus bekerja, yakni 66,47
              persen.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyayangkan sikap Manajamen
              Kartu Prakerja yang melakukan seleksi peserta program Kartu Prakerja. Alasannya, ada 2,1 juta
              korban  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  yang  tidak  lolos  sebagai  peserta  program  kartu
              Prakerja.



              TEMUAN BPS: PROGRAM KARTU PRAKERJA SALAH SASARAN

              Program Kartu Prakerja yang diluncurkan pemerintah pada April 2020 mendapatkan antusiasme
              yang  tinggi  dari  masyarakat.  Mulanya,  program  ini  direncanakan  untuk  menangani
              pengangguran  di  Indonesia  agar  mendapatkan  pelatihan,  baik  untuk  berwirausaha  maupun
              upskilling sebagai bekal untuk mencari kerja.

              Dalam situasi pandemi covid-19, pemerintah memutuskan untuk menggulirkan program Kartu
              Prakerja ini merangkap sekaligus sebagai bantuan sosial, utamanya bagi masyarakat tuna karya
              yang terdampak pandemi.

              Namun, temuan Badan Pusat Statistik ( BPS ) justru bertolak belakang dengan tujuan program
              ini diluncurkan. Dimana mayoritas penerima Kartu Prakerja justru berstatus bekerja, yakni 66,47
              persen.

              "66,47 persen penerima Kartu Prakerja itu statusnya adalah pekerja. Sementara 22,24 persennya
              pengangguran, dan 11,29 persennya merupakan Bukan Angkatan Kerja (BAK)," papar Kepala
              BPS, Kecuk Suhariyanto seperti dikutip, Jumat (27/11/2020).
              Sebagai catatan, Kecuk menambahkan, dari penerima Kartu Prakerja yang masih bekerja, sekitar
              63 persennya berstatus pekerja penuh.

              Sisanya sebesar 36 persen merupakan pekerja tidak penuh atau bekerja di bawah 35 jam per
              minggu. Kelompok ini tergolong sebagai pekerja paruh waktu atau setengah pengangguran.

              "Artinya income mereka sangat terbatas. Oleh karena itu bisa dimaklumi, meskipun statusnya
              mereka bekerja, mereka apply dalam program kartu prakerja," tukas dia.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyayangkan sikap Manajamen
              Kartu Prakerja yang melakukan seleksi peserta program Kartu Prakerja. Alasannya, ada 2,1 juta
              korban  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  yang  tidak  lolos  sebagai  peserta  program  kartu
              Prakerja.

              "Kami  sangat  sayangkan  keputusan  PMO.  Data  pekerja  terdampak  2,1  juta  orang  dan
              diperintahkan presiden langsung, dapat karpet merah seharusnya, ternyata hanya sebagian kecil
              yang  diterima,"  ujar  Ida  dalam  rapat  kerja  dengan  Komisi  IX  DPR  RI  secara  virtual,  Rabu
              (25/11/2020).

              Dia mengatakan, dari 2,1 juta orang yang diprioritaskan itu disisir kembali hingga mendapat
              555.540 orang yang masuk daftar whitelist. Sebanyak 25 ribu orang merupakan data usulan dari
              DPR RI, 20.700 usulan NU, 9.000 usulan Muhamadiyah, dan 500 ribu usulan Disnaker.

              Data  tersebut  selanjutnya  dikirimkan  ke  PMO  Kartu  Prakerja  pada  1  Oktober  2020.  Namun
              setelah dianalisa pihak Manajemen Kartu Prakerja, hanya 270 ribu orang yang disetujui.



                                                           202
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208