Page 212 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 212

neutral  -  Debby  Alishinta  (Ketua  Dewan  Pembina  Indonesia  Business  Coalition  for  Women
              Empowerment) Salah satu upaya untuk WMtm mempertahankan talenta perempuan di tempat
              kerja adalah dengan menyelaraskan beberapa kebijakan baikpemerintah dan perusahaan terkait
              pekerja perempuan untuk menumbuh-kan iklim inklusif di lingkungan kerja. IBCWE mendukung
              partisipasi perempuan di dunia kerja, baik melalui pemenuhan hak-hak perempuan di dunia kerja
              dan memaksimalkan potensi mereka



              Ringkasan

              Pandemi  Covid-19  telah  menimbulkan  berbagai  dampak  negatif  bagi  perempuan  sebagai
              kelompok rentan di berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam aspek ekonomi. Perempuan
              seringkali mengalami beban ganda, stereotip, dan bias gender yang menghambat mereka meraih
              peluang secara ekonomi, hal ini disebabkan tidak hanya oleh faktor eksternal, seperti lingkungan
              kerja, tapi juga dari dalam diri perempuan sendiri yang merasa dilematis akibat kentalnya budaya
              partriarki di tengah masyarakat.

              Berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  pada    Agustus  2020,  menunjukkan  adanya
              ketimpangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TP-AK) antara perempuan yaitu 53,13 persen
              dan laki-laki sebesar 82,41 persen. Padahal, jika partisipasi kerja perempuan naik hingga 56
              persen di 2025, maka Produk Domestik Bruto (PDB ) dapat bertambah hingga USD 135 miliar
              (Riset McKinsey pada 2018).



              WUJUDKAN KESETARAAN GENDER DI LINGKUNGAN KERJA

              Pandemi  Covid-19  telah  menimbulkan  berbagai  dampak  negatif  bagi  perempuan  sebagai
              kelompok rentan di berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam aspek ekonomi. Perempuan
              seringkali mengalami beban ganda, stereotip, dan bias gender yang menghambat mereka meraih
              peluang secara ekonomi, hal ini disebabkan tidak hanya oleh faktor eksternal, seperti lingkungan
              kerja, tapi juga dari dalam diri perempuan sendiri yang merasa dilematis akibat kentalnya budaya
              partriarki di tengah masyarakat.

              Berdasarkan  data  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  pada    Agustus  2020,  menunjukkan  adanya
              ketimpangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TP-AK) antara perempuan yaitu 53,13 persen
              dan laki-laki sebesar 82,41 persen. Padahal, jika partisipasi kerja perempuan naik hingga 56
              persen di 2025, maka Produk Domestik Bruto (PDB ) dapat bertambah hingga USD 135 miliar
              (Riset McKinsey pada 2018). "Apabila perempuan dan laki-laki mendapatkan akses yang sama
              untuk  berperan  dalam  pembangunan  ekonomi  bangsa,  tentu  dapat  mendorong  tercapainya
              kemajuan  pembangunan  bangsa  ini."  ungkap  Menteri  Bintang  Puspayoga  dalam  diskusi
              'Perempuan Bekerja Tidak Perlu Dilematis' yang diselenggarakan secara virtual sebagai salah
              satu rangkaian Peringatan Hari lbu (PHI)2020.

              Selain  itu,  selama  periode  2010-2018,  terlihat  adanya  ketimpangan  pengeluaran  per  kapita
              antara  laki-laki  dan  perempuan  yaitu  15,55  juta  rupiah  berbanding  9,04  juta  rupiah.  Hal  ini
              menimbulkan  rendahnya  Indeks  Pembangunan  Manusia  (IPM)  perempuan  yaitu  68.63
              dibandingkan IPM laki-laki sebesar 75,43 (BPS, 2018).

              Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemen PPPA telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang
              telah  diimplementasikan  kedalam  berbagai  program  demi  mewujudkan  pengarusutamaan
              gender dan pembangunan yang berperspektif perempuan. Di antaranya yaitu Peraturan Menteri
              PPPA Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyediaan Sarana Kerja yang Responsif Gender dan Peduli
              Anak di Tempat Kerja; dan Peraturan Menteri PPPA Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penyediaan
              Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan di Tempat Kerja.
                                                           211
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217