Page 216 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 216

Desember  2020  mendatang.  Hal  itu  dilakukan  menyikapi  penolakan  buruh  atas  telah  di
              tetapkannya  Upah  Minimum  Provinsi  (UMP)  Sumut  untuk  tahun  2020  yang  tidak  mengalami
              kenaikan untuk tahun 2021 dan indikasi para buruh untuk kenaikan Upah Minimum Kota dan
              Kabupaten (UMK) se Sumut akan mengalami nasib yang sama.

              Tak hanya itu, Gubsu sudah mengeluarkan surat edaran Nomor 561, kepada Kepala Daerah
              yakni Walikotadan Bupati agar mengikuti dan mempedomani Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
              (SE Menaker) yang memerintahkan kepala daerah agar tidak menaikan UMP dan UMK pasca
              Pandemi Covid-19.

              "Secara tegas kami, GEBBER Sumut menolak sikap Gubsu, yang terkesan tak peduli akan nasib
              buruh di Sumut, kami menolak tidak ada kenaikan UMP dan UMK di Wilayah Sumatera Utara,
              kami akan siapkan aksi besar besaran buruh di Sumut," kata Ketua FSPMI Sumut, Willy Agus
              Utomo di dampingi 16 Elemen buruh lain yakni, Tony R Silalahi (FSPMI Sumut). Hera Yunita
              Siregar (FSBSI Kikes), Jhonson Pardosi (KSBSl Sumut), AminBasri (FSPl), M Amrul Sinaga (SBSU),
              Baginda Harahap (SBMI Sumut), Elfianti Tanjung (FSP Niba SPSI), Natal Sidabutar (Serbunas),
              Purwandi  (KGB  Peta),  Parulian  Sinaga  (KBI),  Donald  Sitorus  (KSBSI  Fikep),  Ahmad  Albar
              (SBSI92), Awaludin Panel (PPMI) Adiono (SPKAHUTSPSI), Vicky Zebua (SBBI) dan Isrofi (SPLEM
              SPSI) di Pendopo Lapangan Merdeka Medan, Kamis (26/11).

              Menurut Willy, jika alasannya untuk meningkatkan perekonomian, bukankah dengan menaikkan
              upah  maka  daya  beli  kaum  pekerja  Buruh  dan  keluarganya  tetap  terjaga,  produk-produk
              perusahaan  laku  terjual  di  pasaran  dan  ekonomi  pun  akan  tumbuh.  Jika  alasannya  untuk
              melindungi dunia usaha, mengapa hanya dunia usaha yang diberikan perlindungan, bukankan
              kaum  Pekerja/Buruh  yang  seharusnya  menjadi  prioritas  untuk  dilindungi  karena  lemah  dan
              miskin serta paling rentan terdampak pendemi Covid-19.

              "Disaat  ekonomi  terpuruk,  perusahaan  bangkrut,  kaum  Pekerja/Buruh  jugalah  yang  menjadi
              korrban PHK dan dirumahkan secara massal bahkan hak-haknya yang tidak dipenuhi dan kasus-
              kasus yang dilaporkan juga tak kunjung dapat diselesaikan oleh pemerintah," kata Willy.

              Lebih lanjut Willy menjelaskan, berkenaan dengan Upah Minimum dan Upah Minimum Sektoral
              Kab/Kota  (UMK/  UMSK)  se-Sumatera  Utara  tahun  2021  yang  akan  segera  ditetapkan  dalam
              waktu dekat.

              Pihaknya  meminta  kepada  Gubsu,  Edy  Rahmayadi  agar  menetapkannya  tidaklagi  mengacu
              kepada SE Menaker-RI yang "sesat" tetapi dilakukan berdasarkan konstitusi negara UUD 1945.
              UU No. 13/ 2003 Tentang Ketenagakerjaan maupun PP No. 78/2015 Tentang Pengupahan. Kami
              sangat berharap UMK/UMSK se-Sumatera Utara tahun 2021 bisa naik sebesar 8 persen.

              "Hal ini penting dilakukan untuk menjaga daya beli kaum Pekerja/Buruh dan keluarganya tidak
              menurun, produk-produk perusahaan laku di pasaran dan perekonomian di Sumatera Utara juga
              tumbuh. Lagian, pemerintahan Jokowi sudah memproyeksikan bahwa pandemi Covid-19 akan
              berakhir  pada  awal  Januari  2021.  sedangkan  UMP,  UMK/UMSK  akan  berlaku  mulai  Januari-
              Desember2021,"jelas Willy.(ik)















                                                           215
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221