Page 213 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 213
Menteri Bintang menambahkan dalam menangani permasalahan terkait perempuan yang
tergolong kompleks dan multisektoral. dibutuhkan upaya lebih masif serta sinergitas seluruh
pihak, baik pemerintah, lembaga masyarakat, khususnya dunia usaha yang harus memandang
pekerjanya sebagai aset paling berharga bagi perusahaan. Selain demi pengembangan potensi
pribadi, pemberdayaan perempuan juga akan memberikan dampak langsung pada kesuksesan
bisnis perusahaan. "Tanpa adanya komitmen dan kerja nyata dari dunia usaha, tentu
pengarusutamaan gender di bidang ketenagakerjaan tidak akan tercapai." ujar Menteri Bintang.
Adapun berbagai peran dunia usaha yang dapat dilakukan dalam memberdayakan perempuan,
antara lain yaitu melakukan advokasi dan sosialisasi pengarusutamaan gender kepada pegawai;
memenuhi hak-hak ketenagakerjaan perempuan, seperti hak istirahat melahirkan, dan
sebagainya; melindungi perempuan dari segala bentuk kekerasan di tempat kerja seperti
pelecehan seksual; memaksimalkan potensi perempuan untuk dapat berkembang dengan
jenjang karir yang sama seperti laki-laki; memberi upah yang sama antara perempuan dan laki-
laki; dan melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan dan organisasi di dalam
perusahaan seperti serikat pekerja.
"Mari bersama kita terapkan prinsip-prinsip kesetaraan gender di lingkungan kerja. Sehingga,
dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi siapapun, termasuk perempuan untuk bekerja,
mengembangkan karir, dan kapasitasnya, sekaligus memberikan keuntungan tersendiri bagi
perusahaan, dalam hal reputasi,citra,dan peningkatan profit," tegas Menteri Bintang.
Menteri Bintang juga mengajak semua pihak untuk saling bersinergi dan berkolaborasi antar
instansi, organisasi, dan negara. "Mari kesampingkan ego masing-masing, dan menatap satu
tujuan bersama, yaitu terwujudnya dunia yang setara bagi perempuan dan laki-laki. Sesulit
apapunsituasinya, perempuan harus tetap kuat, mandiri dan berdaya," jelas Menteri Bintang.
Pada acara ini. Penasihat Menteri Bidang Ekonomi, Investasi dan Infrastruktur Kedutaan
Australiadi Jakarta, Alison Duncan menuturkan perempuan pekerja seringkali dihadapkan pada
dilema akibat norma sosial di masyarakat dan ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga
maupun di tempat kerja. Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19, banyak pekerja perempuan
yangdituntut harus bekerja lebih keras, demi seimbangnya pekerjaan di kantor dan
tanggungjawabdi rumah.
"Pemerintah Australia berkomitmen mendukung Indonesia Business Coalition for Women
Empowerment (IBCWE) agar bisa menjadi penggerak perusahaan-perusahaan di Indonesia,
untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor formal melalui berbagai cara, baik
berupa dukungan kebijakan ramah perempuan maupun menciptakan lingkungan bekerja yang
inklusif, serta memastikan perempuan dilibatkan dan dapat berpartisipasi aktif dalam bidang
ekonomi. Kami percaya jika perempuan diberi kesempatan untuk berkarya maka dunia akan
merasakan perubahan yang benar be-narnyata," ujar Alison.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pembina Indonesia Business Coalition for Women Empowerment
(IBCWE), Debby Alishinta mengungkapkan bahwa kaum perempuan masih memiliki berbagai
tantangan di dunia kerja, seperti adanya ketidaksetaraan gender, stereotip dan bias gender yang
seringkali membatasi mereka untuk mengembangkan diri. bahkan mengalami pelecehan dan
kekerasan seksual.
"Salah satu upaya untuk WMtm mempertahankan talenta perempuan di tempat kerja adalah
dengan menyelaraskan beberapa kebijakan baik pemerintah dan perusahaan terkait pekerja
perempuan untuk menumbuhkan iklim inklusif di lingkungan kerja. IBCWE mendukung
partisipasi perempuan di dunia kerja, baik melalui pemenuhan hak-hak perempuan di dunia kerja
dan memaksimalkan potensi mereka," pungkas Debby. (del)
Caption:
212