Page 231 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 231
Ringkasan
Terulangnya penyiksaan keji terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, membuat
publik dalam negeri geram. Terlebih, penyiksaan terhadap MH itu berlangsung selama sembilan
bulan.
Duta Besar RI di Kuala Lumpur, Hermono menyatakan, penyiksaan terhadap MH dilakukan oleh
majikan yang merupakan pasangan suami istri sejak 3 bulan pertama dipekerjakan. "Jadi, kalau
berdasarkan informasi dia itu sudah mengalami penyiksaan kurang lebih 9 bulan. Jadi, berarti
dia 3-4 bulan kerja sampai 9 bulan dalam siksaan," ujar Hermono ketika dihubungi RRI.CO.ID.
MIRIP ADELINA, MH 9 BULAN DISIKSA MAJIKAN DI MALAYSIA
Terulangnya penyiksaan keji terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, membuat
publik dalam negeri geram. Terlebih, penyiksaan terhadap MH itu berlangsung selama sembilan
bulan.
Duta Besar RI di Kuala Lumpur, Hermono menyatakan, penyiksaan terhadap MH dilakukan oleh
majikan yang merupakan pasangan suami istri sejak 3 bulan pertama dipekerjakan. "Jadi, kalau
berdasarkan informasi dia itu sudah mengalami penyiksaan kurang lebih 9 bulan. Jadi, berarti
dia 3-4 bulan kerja sampai 9 bulan dalam siksaan," ujar Hermono ketika dihubungi RRI.CO.ID.
Menurut Hermono, berdasarkan sejumlah foto dari Polis Diraja Malaysia (PDRM) yang melakukan
penggerebekkan rumah majikan, tubuh MH dalam kondisi mengenaskan akibat penyiksaan.
"Kondisinya betul-betul tragislah ya. Kalau kita lihat badannya pun tinggal tulang sama kulit aja.
Dan, sekujur tubuhnya itu banyak luka yang luar biasa. Luka sayat, luka bekas disiram air panas,
luka bengkak-bengkak di wajahnya. Jadi, sulit bagi kita untuk menerima kondisi ini ya,"
paparnya.
Hari ini, Jumat (27/11) menurut rencana pihak KBRI akan bertemu dengan MH di rumah sakit,
setelah mendapatkan ijin dari PDRM.
Mirip Adelina Lisao Kejinya siksaan terhadap MH, menurut Hermono, mirip seperti yang dialami
oleh almarhumah Adelina Lisao, soerang PMI sektor domestik yang meninggal akibat disiksa
majikan pada 2019 lalu.
"Mirip dengan kasus Adelina, kira-kira sama. Saya ini kan pernah menjadi Wakil Dubes di sini ya
(KBRI Kuala Lumpur-red) 2013 -2015. Ini termasuk kasus yang paling mengerikan buat saya
dari banyak kasus penyiksaan dan ini termasuk kasus yang sangat-sangat di luar batas
kemanusiaan," imbuhnya.
MH sendiri dipastikan merupakan PMI berdokumen legal, yang sebelumnya mengikuti berbagai
prosedur sebelum diberangkatkan ke Malaysia. "Documented. Kita sudah cek di BP2MI jadi
datanya ada dan dia diberangkatkan oleh sebuah PT dan mengikuti prosedur normal. Jadi, dia
juga ikut pelatihan, cek kesehatan, kita cek persyaratannya lengkap. Kalau dari sisi pelatihan
memang sudah mengikuti persyaratan, kan ada sertifikasi kompetensinya," terang Hermono.
MH yang bekerja selama 13 bulan berhasil diselamatkan Polis Diraja Malaysia (PDRM) pada 24
November 2020, berdasarkan informasi awal yang diberikan LSM Tenaganita dan berkoordinasi
dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur. Dan kedua majikan kini telah ditahan.
Indonesia mengecam keras berulangnya kasus penyiksaan pekerja migran Indonesia terutama
di sektor domestik oleh majikan di Malaysia.
230