Page 232 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2020
P. 232

KBRI Kuala Lumpur akan terus mendampingi MH dan akan menunjuk pengacara retainer untuk
              memonitong proses penegakan hukum terhadap majikan sesuai hukum yang berlaku.
              Tidak ingin terulang vonis terhadap majikan penyiksa Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor
              domestik, almarhumah Adelina Lisao, di Malaysia, yang tidak adil, pemerintah Indonesia pun
              mengawal tegas proses hukum terhadap pasangan suami istri Warga Negara Malaysia, pelaku
              penyiksa terhadap PMI sektor domestik berinisial MH di Kuala Lumpur.

              Duta Besar RI di Kuala Lumpur, Hermono menyatakan, Indonesia menegaskan para pelaku harus
              mendapatkan  hukuman  setimpal,  agar  vonis  sebelumnya  terhadap  majikan  pelaku  penyiksa
              Adelina Lisao tidak terulang pada kasus MH.

              "Ini kondisi yang betul-betul kita sangat kecewa. Saya sudah mendapatkan instruksi dari ibu
              menlu bahwa kita tidak mau kasus Adelina Lisau ini terulang kembali. Dalam artian majikan itu
              dibebaskan ataupun majikan tidak, mendapatkan hukuman setimpal dengan kekejaman yang
              dia lakukan kepada warga negara kita," tambahnya.
              Ditambahkan  Hermono,  sikap  tegas  Indonesia  terkait  kasus  MH,  ditunjukkan  dengan  turut
              diajukannya tuntutan ganti rugi penderitaan yang dialami korban.

              "Kita belum bisa mewawancarai yang bersangkutan. Tapi, kasus-kasus seperti ini biasanya 99
              persen gajinya juga tidak dibayar. Kita tidak hanya menuntut gajinya dibayarkan. Tapi, kita juga
              menuntut ganti rugi penderitaan yang dialami oleh korban," jelas Hermono lagi.

              Hukuman maksimal Dikatakan berdasarkan hukum di Malaysia kejahatan yang dilakukan oleh
              kedua majikan MH, bisa dijatuhkan vonis maksimal hukuman penjara seumur hidup.

              "Kalau dengan kasus-kasus seperti ini, tuntutan maksimal yang bisa dilakukan adalah hukuman
              seumur hidup. Tapi, diluar itu kita juga sedang mempelajari opsi untuk mengajukan tuntutan
              ganti rugi. Ini yang sudah dibicarakan dengan lawyer KBRI, mengajukan tuntutan tambahan.
              Yaitu, selain tuntutan pidana juga tuntutan ganti rugi," pungkasnya.

              MH yang bekerja selama 13 bulan berhasil diselamatkan Polis Diraja Malaysia (PDRM) pada 24
              November 2020, berdasarkan informasi awal yang diberikan LSM Tenaganita dan berkoordinasi
              dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur. Dan kedua majikan kini telah ditahan.

              Indonesia mengecam keras berulangnya kasus penyiksaan pekerja migran Indonesia terutama
              di sektor domestik oleh majikan di Malaysia.
              Indonesia  meminta  otoritas  Malaysia  melakukan  pengawasan  yang  ketat  terhadap  majikan,
              menjamin pelindungan yang baik terhadap pekerja migran serta melakukan penegakan hukum
              yang tegas terhadap pelaku.

              Indonesia juga mendorong penyelesaian segera perpanjangan MoU penempatan pekerja sektor
              domestik yang telah berakhir sejak 2016.

















                                                           231
   227   228   229   230   231   232   233