Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 SEPTEMBER 2020
P. 34

BOBOT HIDUP LAYAK MENANJAK

              Kementerian  Ketenagakerjaan  bakal  menambahkan  empat  item  baru  dalam  komponen
              kebutuhan hidup layak yang digunakan sebagai landasan penetapan upah minimum 2021. Isu
              ini pun ditanggapi dingin oleh pelaku industri.

              Rahmad Fauzan

              rahmad.fauzan@bisnis.com

              Kementerian  Ketenagakerjaan  bakal  menambahkan  empat  item  baru  dalam  komponen
              kebutuhan hidup layak yang digunakan sebagai landasan penetapan upah minimum 2021. Isu
              ini pun ditanggapi dingin oleh pelaku industri.

              Direktur  Pengupahan  Kementerian  Ketenagakerjaan  Dinar  Titus  Johaswitani  menjelaskan
              landasan  komponen  kebutuhan  hidup  layak  (KHL)  dalam  penentuan  upah  minimum  masih
              menggunakan Permenaker No. 13/2012 tentang Kebutuhan Hidup Layak.

              Namun, ungkapnya, dalam perkembangan pembahasan upah 2021 yang tengah bergulir saat
              ini, Kemenaker meninjau ulang 60 item komponen KHL dalam permenaker tersebut dan akan
              menambahnya menjadi 64 item.

              Sayangnya, dia tegas menolak membocorkan 4 item baru tersebut lantaran regulasinya masih
              harus diharmoniskan dengan Kementerian Hukum dan HAM.

              “Menteri Ketenagakerjaan tiap 5 tahun akan mengeluarkan peninjauan komponen dan jenis KHL
              dan  akan  ditambahkan  dari  60  menjadi  64  komponen.  Sekarang  sudah  disiapkan  dan  telah
              dikirim dari Bu Menaker Ida Fauziyah untuk diharmonisasi,” ujar Dinar kepada Bisnis, Minggu
              (20/9).

              Untuk diketahui, KHL merupakan basis dari penetapan upah minimum. KHL diukur berdasarkan
              standar kebutuhan pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik dalam 1 bulan.
              Terdapat 7 komponen yang terdiri atas 60 item KHL dalam Permenaker No.13/2012 a.l. makanan
              dan minuman, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan,  transportasi, serta rekreasi dan
              tabungan.

              Terkait  dengan  besaran  upah  minimum  2021,  Dinar  memastikan  pemerintah  tetap  akan
              mengacu  pada  rumus  Peraturan  Pemerintah  No.  78/2018  tentang  Pengupahan,  yaitu
              memperhitungkan pertumbuhan ekonomi nasional dan tingkat inflasi.

              Akan tetapi, Kemenaker juga memantau perkembangan situasi pembahasan RUU Cipta Kerja
              untuk menentukan apakah acuan rumus tersebut perlu direvisi atau tidak.

              Menanggapi  isu  itu,  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  Hariyadi  B.  Sukamdani
              berpendapat pilihan yang paling adil untuk saat ini adalah tidak menaikkan sama sekali atau
              bahkan menurunkan upah minimum 2021.

              “Artinya, kalau mau konsisten dengan situasi. Bisa saja turun atau tidak ada kenaikan upah
              minimum. Namun, kalau nanti tetap diumumkan naik, itu tidak fair. Orang sedang kondisi kahar
              kayak gini,” katanya.

              Hariyadi menilai upah minimum 2021 sangat memungkinkan untuk diturunkan oleh pemerintah
              dengan  pertimbangan  penerimaan  gaji  secara  tidak  penuh  sudah  lazim  diterapkan  selama
              pandemi, terutama di industri pariwisata.




                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39