Page 248 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 248

20 KABUPATEN KOTA PEMILIK UPAH MINIMUM 2021 TERTINGGI DI PULAU JAWA

              Seluruh  gubernur  diPulau  Jawasecara  resmi  telah  mengumumkan  besaranupah  minimum
              kabupaten/kota atauUMK 2021yang diusulkan bupati dan wali kota. Provinsi-provinsi tersebut
              yakniJawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Bantan, DIY, dan DKI Jakarta.

              Pemerintah pusat lewat Kementerian Ketenagakerjaan sebenarnya sudah mengimbau agarupah
              minimum  2021tidak  mengalami  kenaikan  atau  tetap  sama  dengan  2020.  Keputusan  itu
              dilatarbelakangi Covid-19 yang memukul ekonomi dan berdampak pada kemampuan perusahaan
              memenuhi hak pekerja, termasuk upah.

              Langkah itu diambil untuk memberikan perlindungan dan kelangsungan bekerja bagi pekerja
              serta menjaga kelangsungan usaha, dengan melakukan penyesuaian terhadap penetapan UMP
              pada situasi pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Namun, keputusan final berada di tangan
              masing-masing kepala daerah, baik UMP maupun UMK.

              Beberapa  kepala  daerah  memutuskan  untuk  tidak  mengikuti  surat  edaran  Menteri
              Ketenagakerjaan dan tetap menaikkan upah minimum 2021.

              Berikut  daftar  20daerah  dengan  UMK  2021  tertinggidi  Pulau  Jawa  yang  dirangkum  dari
              penetapan UMK serentak di Indonesia, Selasa (24/11/2020).

              Dari daftar tersebut, UMK 2021 tertinggi didominasi kabupaten kota dari Jawa Barat dan Jawa
              Timur. Beberapa daerah dari Banten plus Jakarta juga masuk dalam deretan upah minimum
              2021 paling tinggi. Hanya DI Yogyakarta dan Jawa Tengah yang rata-rata upah minimumnya
              pada tahun depan ditetapkan masih di bawah Rp 4.000.000 per bulan.

              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  menilai  keputusan  sejumlah  kepala  daerah  yang
              menaikkan upah minimum provinsi (UMP) atau tidak sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan dapat memicu terjadinya gelombang PHK secara besar-besaran.

              Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani  menyesalkan
              keputusan Gubernur Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, DKI dan Sulawesi selatan serta kepala
              daerah lainnya yang tetap menaikkan upah minimum 2021 (UMP 2021).

              Diskresi yang diambil oleh kepala daerah tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor M/11/HK.04/2020 Tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada
              Covid-19.
              "Dengan  penetapan  upah  minimum  yang  tidak  sesuai  dengan  SE,  bahwa  akan  semakin
              mempersulit  dunia  usaha  yang  pada  ujungnya  akan  menyebabkan  gelombang  PHK  besar-
              besaran dalam kondisi krisis," kata Hariyadi dilansir dariAntara .

              Hariyadi menjelaskan bahwa penetapan UMP 2021 yang nilainya sama dengan tahun 2020 oleh
              Kemenaker  sudah  tepat  dan  sesuai  dengan  Rekomendasi  dari  Dewan  Pengupahan  Nasional.
              Keputusan tersebut juga mempertimbangkan dengan kondisi setidaknya 10 sektor perusahaan
              yang terpukul akibat pandemi Covid-19.

              Menurut dia, perhitungan tersebut sudah sangat rasional mengingat banyak dunia usaha yang
              bahkan kesulitan untuk membayar upah secara normal dalam situasi pandemi.

              Jika berdasarkan hitungan kondisi normal, besaran UMP justru mengalami penurunan karena
              pertumbuhan ekonomi nasional yang negatif dan inflasi.

              "Tentunya tidak mungkin kalau kita pakai formula yang minus ini, upahnya justru menurun,
              sehingga direkomendasikan upahnya tetap," kata Hariyadi.


                                                           247
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253