Page 232 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 232

Ringkasan

              Upah Minimum Provinsi (UMP) Bengkulu bakal ditetapkan pada 21 November 2021 mendatang.
              Penetapan mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan,
              mengatur  penetapan  UMP  disesuaikan  dengan  Inflasi  dan  Produk  Domestik  Regional  Bruto
              (PDRB).



              UMP BENGKULU DITETAPKAN 21 NOVEMBER
              Upah Minimum Provinsi (UMP) Bengkulu bakal ditetapkan pada 21 November 2021 mendatang.
              Penetapan mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan,
              mengatur  penetapan  UMP  disesuaikan  dengan  Inflasi  dan  Produk  Domestik  Regional  Bruto
              (PDRB).
              "Artinya  setelah  tanggal  5  November  itu  kita  akan  rapat  lagi,  dengan  acuan  dari  surat
              Kemenaker. Intinya pada 21 November besaran UMP itu akan disampaikan," kata Kepala Dinas
              Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu, Edwar Happy.

              Ia bersama Dewan Pengupahan Provinsi Bengkulu melakukan rapat untuk pembahasan besar
              UMP  Bengkulu  tahun  2022,  di  Kantor  Disnakertrans  Provinsi,  kemarin.  Anggota  Dewan
              Pengupahan  Provinsi  Bengkulu  yang  juga  Ketua  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI)
              Provinsi  Bengkulu,  Aizan  Dahlan  mengatakan  dengan  aturan  ini,  pihaknya  menjadi  pasif,
              pasalnya tidak dapat memberikan pertimbangan untuk penetapan UMP ini.

              "Rapat tadi, PP 36 tahun 2021 ini tidak jauh berbeda dengan PP 78 tahun 2015. Di PP 36 ini ada
              beberapa poin di Dewan Pengupahan yang tidak punya nilai untuk mendiskusikan. Karena semua
              diserahkan dari hasil rilis BPS. Dan ini harus diterima, jadi ngapain dewan pengupahan itu ada,"
              ungkap Aizan.

              Menurutnya, selain persoalan keberatan akan PP 36 tahun 2021, juga ada perihal lain. Yakni
              pihaknya merasa bahwa pemerintah sekarang ini sudah hampir 7 tahun berjalan tidak ada respon
              yang baik dengan adanya Dewan Pengupahan. Padahal Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
              itu harus ada Tripartite yakni pemerintah, pengusaha,dan pekerja.

              "Kita tidak bisa lagi saling mengawasi, dan survey kehidupan layak di seluruh daerah. Baik itu
              pemerintah APINDO dan SPSI. Kalau sekarang, jadi pemain tunggal, tanpa ada pengawasan.
              Dan ini harus kita terima," jelasnya.

              Disisi lain, Anggota Dewan Pengupahan Provinsi Bengkulu dari unsur Badan Pusat Statistik (BPS),
              Budi Kurniawan menjelaskan, tahapan jelang penetapan UMP 2022 ini, disesuaikan dengan PP
              36 Tahun 2021. Yang indikator tersebut, baik indikator sosial maupun indikator ekonomi yang
              dirilis oleh BPS, tidak semata-mata digunakan untuk UMP. Namun memang dimuat dalam rilis
              yang rutin tiap bulannya.

              "Kebetulan, formulasi UMP dalam PP 36, menggunakan beberapa indikator yang dirilis oleh BPS.
              Jadi sekali lagi,rilis angka indikator BPS itu ada yang digunakan perhitungan baru formulasi UMP,
              dan  yang  ditunggu  sekarang  adalah  pertumbuhan  ekonomi  triwulan  ketiga,  di  5  November
              nanti," jelas Budi.

              Berkembang  dengan  angka  pertumbuhan  ekonomi,  yang  nantinya  menjadi  formulasi
              pertimbangan penetapan UMP itu. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Pusat sebelumnya
              menyampaikan ke tingkat provinsi Bengkulu.



                                                           231
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237