Page 237 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 237

Ringkasan

              Penampungan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ilegal di Cirebon, Jawa Barat, digerebak
              Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran (BP2MI) Bandung. Sembilan
              CPMI  yang  akan  dipekerjakan  sebagai  asisten  rumah  tangga  (ART)  di  Singapura  berhasil
              diselamatkan. Seorang calo yang merekrut para CPMI juga dibekuk.



              PENAMPUNGAN ILEGAL DI CIREBON DIGEREBEK, 9 CALON PEKERJA MIGRAN
              DISELAMATKAN

              Penampungan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ilegal di Cirebon, Jawa Barat, digerebak
              Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelindungan Pekerja Migran (BP2MI) Bandung. Sembilan
              CPMI  yang  akan  dipekerjakan  sebagai  asisten  rumah  tangga  (ART)  di  Singapura  berhasil
              diselamatkan. Seorang calo yang merekrut para CPMI juga dibekuk.

              Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  mengatakan,  pengungkapan  kasus  tersebut  berawal  dari
              laporan  masyarakat  yang  curiga  terhadap  aktivitas  di  sebuah  rumah  yang  diduga  dijadikan
              tempat penampungan CPMI ilegal.

              Berdasarkan  informasi  tersebut,  pihaknya  bersama  aparat  gabungan  dari  Satreskrim  Polres
              Cirebon Kota dan Dinas tenaga kerja (Disnaker) Kabupaten Cirebon menggerebek rumah yang
              berlokasi  di  Jalan  Tambas,  Kelurahan  Adi  Darma  Mulia,  Kecamatan  Gunung  Jati,  Kabupaten
              Cirebon itu, Rabu (27/10/2021) malam.

              "Dalam penggerebekan itu, kami berhasil mengamankan seorang calo berinisial S (52) asal Bogor
              yang sudah ditetapkan sebagai tersangka serta sembilan orang korban CPMI," ungkap Benny
              dalam  konferensi  pers  di  kantor  UPT  BP2MI  Bandung,  Jalan  Soekarno-Hatta, Kota  Bandung,
              Jumat (29/10/2021) malam.

              Lebih lanjut Benny mengatakan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan, rumah yang dijadikan
              tempat  penampungan  CPMI  tersebut  dikelola  oleh  PT  Akarinka  Utama  Sejahtera  yang  izin
              operasionalnya sudah dicabut oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) sejak 14 Februari
              2020.

              "Selain  meringkus  tersangka,  kami  juga  mengamankan  sejumlah  dokumen  CPMI  yang
              rencananya akan diberangkatkan awal November 2021," katanya.
              Adapun sembilan CPMI itu berasal dari berbagai daerah, di antaranya tujuh orang asal Cirebon,
              satu orang asal Bandung, dan satu orang asal Majalengka.

              "Jadi, setiap CPMI yang lolos medical check up dijanjikan diberikan uang fee sebesar Rp5 juta
              per orang. Semua proses pemberangkatan dan kelengkapan berkas diurus oleh tersangka S dan
              pembuatan paspor dilakukan di Wonosobo," beber Benny.

              Benny  menegaskan,  pihaknya  bakal  terus  memberantas  praktik  penempatan  CPMI  ilegal.
              Terlebih, kata Benny, sebagai salah satu pemasok devisa terbesar, Pekerja Migran Indonesia
              (PMI) harus mendapat perlakuan layak dan rasa hormat dari negara.

              Benny  juga  mengatakan,  negara  tidak  boleh  bertekuk  lutut  dan  kalah  melawan  praktik
              penempatan CPMI ilegal. Negara, kata Benny, harus selalu hadir dalam setiap permasalahan
              PMI, terutama dalam memberantas praktik penempatan CPMI ilegal.

              "Mereka  (pelaku  penempatan  CPMI  ilegal)  selama  ini  berpesta  pora  mengambil  keuntungan
              besar dari bisnis kotor ini, ini harus diberantas," tegasnya.

                                                           236
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242