Page 293 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 293

Dubes  RI  untuk  Malaysia,  Hermono,  menunjukkan  kegeramannya  setelah  mengetahui  ada
              pekerja  migran  Indonesia  yang  dituntut  RM500  karena  meminta  perlindungan  ke  KBRI
              sementara majikannya tidak membayar gaji selama 12 tahun.

              "Ini di luar nalar manusia beradab. SB melarikan diri karena haknya sebagai ART tidak dipenuhi
              oleh majikan selama bertahun-tahun," ujar Hermono.

              KBRI  Kuala  Lumpur  telah  mencoba  melakukan  mediasi  namun  ditolak  oleh  majikan  yang
              meminta  kasus  ini  diselesaikan  melalui  pejabat  tenaga  kerja.  KBRI  menolak  permintaan  itu
              karena dinilai akan merugikan SB.

              Sesuai UU Kadaluarsa Malaysia (Akta Had Masa 1953), pembayaran tuntutan ganti rugi tidak
              boleh melebihi masa enam tahun. Artinya, kalau diselesaikan melalui Dinas Ketenagakerjaan
              Malaysia, SB hanya akan mendapatkan hak gajinya maksimal enam tahun masa kerja, sementara
              sisanya tidak dapat dibayarkan.

              KBRI memilih penyelesaian melalui pengadilan perdata dan telah menyewa pengacara untuk
              memperjuangkan  hak-hak  SB.  Hermono  mengatakan  dalam  kurun  waktu  satu  tahun  sejak
              menjabat  sebagai  duta  besar  di  Kuala  Lumpur,  dia  banyak  menjumpai  kasus  pelanggaran
              terhadap hak-hak pekerja asal Indonesia, khususnya yang bekerja sebagai ART.

              Selain  kasus  gaji  tidak  dibayar  bertahun-tahun,  larangan  berkomunikasi  dan  kekerasan  fisik
              adalah kasus yang paling banyak dialami oleh pekerja migran Indonesia di sektor rumah tangga.
              Selama  tahun  ini  saja,  KBRI  Kuala  Lumpur  berhasil  memperjuangkan  gaji  pekerja  Indonesia
              senilai Rp4,75 miliar.

              Hermono  mengharapkan  Nota  Kesepahaman  tentang  Penempatan  dan  Perlindungan  Pekerja
              Sektor Domestik yang telah dinegosiasikan pemerintah Indonesia dan Malaysia sejak 2016 dapat
              segera diselesaikan.

              "Kami meminta adanya jaminan perlindungan dan mekanisme penyelesaian kasus yang efektif
              terhadap  pelanggaran  seperti  ini.  Tanpa  adanya  jaminan  perlindungan  yang  memadai,
              pengiriman Pekerja Migran Indonesia sektor domestik ke Malaysia, saya kira perlu dikaji ulang,"
              kata Hermono.
































                                                           292
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298