Page 374 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 NOVEMBER 2021
P. 374
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan, krisis kelangkaan
pekerja yang terjadi di negara-negara maju itu, dapat membawa peluang baru bagi angkatan
kerja Indonesia.
"Beberapa waktu lalu salah satu negara bagian di AS mengontak kita untuk menjajaki
kemungkinan menerima PMI (pekerja migran Indonesia), terutama di sektor kesehatan,
manufaktur, dan agrikultur," kata Anwar, Jumat (29/10/2021).
Ia mengatakan, permintaan terhadap pekerja migran Indonesia saat ini sangat besar, sekitar
30.000 orang untuk satu negara bagian. Pemerintah masih menjajaki peluang kerja sama itu.
Peluang itu diharapkan dapat memperluas pasar kerja bagi angkatan kerja dalam negeri yang
berjumlah sangat banyak. Anwar menambahkan, secara pararel pemerintah juga terus
melakukan berbagai upaya secara intens terkait pelindungan PMI, antara lain melalui penguatan
peran Satgas Pelindungan PMI.
Direktur Jenderal Binapenta dan PKK Kemnaker, Suhartono, mengatakan, Kemnaker telah
menerbitkan SOP (standar operasional prosedur) Penyelenggaraan Layanan dan Pelindungan
PMI pada Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan Lembaga Pelatihan
Kerja Luar Negeri (LPK-LN) atau Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) pada masa adaptasi
kebiasaan baru, untuk semakin mematangkan persiapan itu.
Ditegaskan, pihaknya sangat serius memantau penerapan protokol kesehatan terhadap P3MI
dan LPK-LN. Bukan hanya pada sarananya, namun juga calon PMI yang akan berangkat ke
negara-negara penempatan. Indonesia satu-satunya negara pengirim tenaga kerja yang telah
memiliki SOP Penyelenggaraan Pelayanan dan Pelindungan PMI pada BLKLN/LPKLN dan Kantor
P3MI. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia dalam rangka meyakinkan
pemerintah negara tujuan penempatan bahwa kita melindungi PMI, namun juga melindungi
warga negara mereka.
"Kami akan terus memantau dan menindak secara tegas, apabila ada P3MI/BLKLN/LPK-LN yang
tidak mematuhi protokol kesehatan yang berlaku," tegas Suhartono.
Berdasarkan Kepdirjen Nomor 3/2748/PK.02.02/VIII/2021, sudah terdapat 56 negara
penempatan yang membuka pintu bagi PMI. Hanya saja, sebagian besar negara itu bukan
menjadi pilihan favorit bagi PMI.
373