Page 113 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2020
P. 113

Bhima menyebut protokol kesehatan harus benar-benar diterapkan dan perusahaan memilah
              karyawan usia berapa yang diperkenankan bekerja di kantor juga di rumah.

              Sementara itu, pakar epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria menyebut
              protokol kesehatan tidak bisa ditegakkan jika tidak ada aturan dan sanksi tegas.

              Misalnya  di  DKI  Jakarta,  ada  aturan  yang  menyediakan  sanksi  bagi  pelanggar  PSBB.  Untuk
              pelaku usaha, denda yang dikenakan antara Rp 100.000-Rp 50 juta.

              Dan hingga akhir Juni lalu, Pemprof DKI berhasil mengumpulkan denda sejumlah Rp 370,46
              juta dari pelanggaran-pelanggaran PSBB.

              Menyikapi  temuan  ini,  Kementerian  Ketenagakerjaan  RI  (    Kemnaker    )  meminta  setiap
              perusahaan untuk menyiapkan petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di tiap kantor.

              Hal ini sebagaimana disampaikan Menaker, Ida Fauziyah melalui keterangan resmi yang diterima
              Kompas.com,  Rabu (29/7/2020) sore.

              "Kita  minta  ada  petugas  K3  Covid-19  di  setiap  perusahaan  dan  perkantoran  yang  bertugas
              secara khusus untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran Covid-19 di tempat kerja," kata
              Ida di Karawang, Jawa Barat.

              Ida juga mengingatkan agar segala protokol kesehatan yang diberlakukan ditaati dengan penuh
              kesadaran dan menjadi budaya hidup yang baru, bukan asal dijalani hanya karena terpaksa atau
              menghindari sanksi.

              "Jangan bawa masker karena takut dihukum denda. Harus jadi  addict  , bawa masker harus
              dijadikan sebuah ketagihan. Mari menyayangi diri sendiri dan menyayangi orang lain dengan
              menjaga diri agar penyebaran Covid-19 tak terjadi," ujar Ida.
              Selain  membentuk  K3,  Menaker  juga  mendorong  perusahaan  untuk  menerapkan  Gerakan
              Pekerja Sehat yang bertujuan membantu para pekerja beradaptasi dengan kebiasaan baru.

              "Melalui Gerakan Pekerja Sehat, diharapkan pekerja/buruh selamat, sehat, dan produktif, serta
              perusahaan dapat tetap mempertahankan produktivitas dan adaptif dengan kondisi kebiasaan
              yang baru," ungkapnya.

              Menurutnya,  Gerakan  Pekerja  Sehat  merupakan  implementasi  atau  perluasan  dari  Gerakan
              Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di area tempat kerja.

              Gerakan ini fokus pada beberapa hal, seperti melakukan deteksi dini penyakit pada pekerja,
              menjadikan tempat kerja tanpa asap rokok, mengadendakan aktivitas fisik, menyediakan ruang
              menyusui, dan sebagainya.

              "Namun Gerakan Pekerja Sehat jangan dijadikan beban dan dianggap sebuah kewajiban. Tetapi
              harus  dijadikan  budaya  dan  kebutuhan  hidup  sehat.  Yang  bisa  menyelamatkan  kita  adalah
              kemauan untuk hidup sehat. Yang penting datang dari kita, mau sehat, butuh sehat, Insya Allah
              Covid-19 jauh dari kita," seru dia.

              Dengan melakukan semua itu, diharapkan klaster Covid-19 di area perkantoran tidak terjadi lagi
              di kemudian hari dan semua bisa tetap selamat, sehat, juga produktif sembari adaptif dengan
              kondisi.

              Disinggung mengenai saran epidemiolog mengenai penutupan kantor dan sekolah, Kepala Seksi
              Pemberitaan  Humas  Kemnaker,  Dicky  Risyana menyebut,  hal  itu  disesuaikan  seusai  dengan
              kebutuhan.

                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118