Page 177 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2020
P. 177

Menurutnya,  aksi  tolak  Omnibus  Law  dan  stop  phk  ini  akan  terus  terusan  dilakukan  setiap
              minggu  di  depan  gedung  DPR  RI  dan  Kantor  Menko  Perekonomoian,  sampai  Panja  Baleg
              menghentikan pembahasan omnibus law.

              Selain aksi tiap pekan terus menerus di dpr ri dan kemenko perekonomian di Jakarta, KSPI juga
              akan  melakukan  aksi  di  20  provinsi  secara  bergelombang  secara  terus-menerus  untuk
              menyuarakan isu yang sama.

              Selain itu, lanjut Said Iqbal, aksi besar-besaran KSPI bersama elemen serikat buruh yang lain
              secara Nasional akan dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2020 di DPR RI bersamaan dengan
              pembukaan sidang Paripurna.

              Jumlah massa aksi pada 14 agustus yang akan hadir adalah puluhan ribu orang, dari jabar
              Banten Dki serta tidak menutup kemungkinan akan diikuti buruh dari daerah jawa sumatera
              lainnya.

              "Aksi 14 Agustus nanti juga akan dilakukan serempak di 20 provinsi dan 200 kab/kota, dengan
              tuntutan tolak omnibus law dan stop PHK massal dampak covid-19.

              Apabila DPR dan pemerintah tetap melanjutkan pembahasan omnibus law yang tidak berpihak
              pada buruh dan rakyat kecil ini, bisa dipastikan gelombang massa aksi akan semakin membesar
              dan terus-menerus.

              Said Iqbal menyebutkan, permasalahan mendasar dari omnibus law yang merugikan buruh dan
              rakyat kecil adalah menghapus upah minimum yaitu UMK dan UMSK serta memberlakukan upah
              perjam  dibawah  upah  minimum,  mengurangi  nilai  pesangon  dengan  menghilangkan  uang
              penggantian hak dan mengurangi uang penghargaan masa kerja, penggunaan buruh outsorcing
              dan buruh kontrak seumur hidup untuk semua jenis pekerjaan, waktu kerja yang eksploitatip
              dan  menghapus  beberapa  jenis  hak  cuti  buruh  serta  menghapus  hak  upah  saat  cuti,
              mempermudah masuknyaTKA buruh kasar di Indonesia tanpa izin tertulis menteri, mereduksi
              jaminan kesehatan dan pensiun buruh dg sistem outsourcing seumur hidup, mudahnya PHK
              sewenang wenang tanpa izin pengadilan perburuhan, menghapus beberapa hak perlindungan
              bagi pekerja perempuan, dan hilangnya beberapa sanksi pidana untuk pengusaha ketika tidak
              membayar upah minimum dan hak buruh lainnya..

































                                                           176
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182