Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 SEPTEMBER 2020
P. 155

Ringkasan

              BPJS  Ketenagakerjaan  atau  BP  Jamsostek  telah  mengumpulkan  14,5  juta  rekening  peserta
              penerima subsidi gaji Rp 2,4 juta. Jumlah itu diperoleh dari berbagai pihak pemberi kerja yang
              memberikan data pekerja formal dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Direktur  Utama  BP  Jamsostek  Agus  Susanto  mengatakan,  masih  ada  sekitar  1,6  juta  nomor
              rekening  yang  tercatat  belum  valid  sesuai  kriteria  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Permenaker) Nomor 14 Tahun 2020.



              MAYORITAS PEKERJA YANG DITOLAK DAPAT SUBSIDI KARENA BERGAJI DI ATAS
              RP 5 JUTA

              Jakarta -  BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek telah mengumpulkan 14,5 juta rekening
              peserta penerima subsidi gaji Rp 2,4 juta. Jumlah itu diperoleh dari berbagai pihak pemberi kerja
              yang memberikan data pekerja formal dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.

              Direktur  Utama  BP  Jamsostek  Agus  Susanto  mengatakan,  masih  ada  sekitar  1,6  juta  nomor
              rekening  yang  tercatat  belum  valid  sesuai  kriteria  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan
              (Permenaker) Nomor 14 Tahun 2020.

              "Tercatat ada 12,5 juta yang sudah valid. Namun demikian ada 1,6 juta yang tidak valid dan
              tidak bisa diteruskan karena tidak sesuai dengan kriteria Permenaker," ujar Agus dalam sesi
              teleconference, Selasa (8/9/2020).

              Agus memaparkan, mayoritas nomor rekening dinyatakan tidak valid lantaran nilai upah pekerja
              yang tercantum di dalamnya masih di atas Rp 5 juta per bulan. Lalu juga ada data calon penerima
              subsidi gaji tidak termasuk dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sampai Juni 2020.

              "Kenapa  ini?  Dari  1,6  juta  rekening  ini  ternyata  kita  lihat  ada  62  persen  dari  1,6  juta  yang
              upahnya di atas Rp 5 juta. Kemudian ada kepesertaannya di atas Juni, 38 persen," kata dia.

              Menurut analisisnya, ketidaksesuaian ini terjadi lantaran pihak pemberi kerja atau perusahaan
              masih sulit memilah data pekerja sesuai dengan syarat penerima bantuan subsidi gaji sesuai
              Permenaker 14/2020.
              "Karena sebagian perusahaan yang mengirimkan nama karyawannya sulit untuk memilah mana
              yang upahnya di bawah Rp 5 juta, sehingga terseleksi dengan sistem kita. Ada kemungkinan
              juga kesulitan memilah mana karyawan (lama) yang sebelum bulan Juni dan mana yang baru
              didaftarkan. Ini semua terfilter di aplikasi BP Jamsostek. Ini penyebabnya," tuturnya.

              Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-
              19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PCPEN) Erick Thohir meminta Kamar Dagang dan
              Industri  (Kadin)  Indonesia  turut  serta  dalam  menyukseskan  pemberian  bantuan  subsidi  gaji
              sebesar Rp 600 ribu bagi karyawan berpenghasilan di bawah Rp 5 juta. Hingga kini masih ada
              data karyawan yang belum masuk kepada BPJS Ketenagakerjaan.

              "Salah satu poin yang kita sampaikan kepada Kadin, tolong bantu juga validasi, karena ini untuk
              karyawan  kita  semua  juga  yang  memang  sangat  membutuhkan,"  ujar  Erick  Thohir  dalam
              konferensi pers online, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

              Dia mengatakan, hingga kini sudah ada data rekening karyawan sebanyak 14 juta orang. Namun
              angka tersebut masih di bawah target pemerintah sekitar 15,7 juta calon penerima bantuan
              subsidi gaji. Nomor rekening sangat diperlukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan
              transparan.
                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160