Page 252 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 SEPTEMBER 2020
P. 252

"Subsidi  upah  ini  diharapkan  mampu  menjaga  serta  meningkatkan  daya  beli  pekerja,  dan
              mendongkrak  belanja  konsumsi  sehingga  menimbulkan    pada  pertumbuhan  ekonomi  dan
              kesejahteraan masyarakat," kata Ida Fauziyah di Jakarta pada Senin (7/9).

              Menurut  Menaker,  Program  BSU  itu  dilakukan  karena  pemerintah  ingin  melindungi,
              meningkatkan dan mempertahankan ekonomi pekerja dari dampak pandemi Covid-19.

              Bantuan sebesar 600.000 rupiah per bulan untuk empat bulan itu masuk langsung ke rekening
              pribadi pekerja dan dapat dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan.

              "Akan lebih baik jika bantuan subsidi gaji/upah dibelanjakan produk-produk lokal dan UMKM.
              Dengan demikian industri lokal dan UMKM juga ikut bergeliat," kata Ida.

              Selain provinsi terbanyak, Kemnaker juga merilis data provinsi dengan penerima subsidi gaji
              terendah  yaitu  Nusa  Tenggara  Timur  dengan  7.264  pekerja,  Sulawesi  Barat  5.980  pekerja,
              Sulawesi  Tenggara  5.789  pekerja,  Gorontalo  4.963  pekerja  dan  Maluku  Utara  dengan  2.514
              pekerja.

              Sebelumnya, pemerintah mulai menyalurkan subsidi upah yang sampai saat ini sudah masuk
              dalam tahap kedua. Tahap I pemerintah menyalurkan kepada 2,5 juta rupiah pekerja dan Tahap
              II kepada 3 juta pekerja.

              Bantuan dengan total 2,4 juta rupiah itu ditargetkan dapat diberikan kepada 15,7 juta rupiah
              pekerja swasta dan pemerintah non-PNS dengan pendapatan kurang dari 5 juta rupiah.
              Data rekening pekerja didapat dan diverifikasi oleh BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) yang
              kemudian diperiksa kembali oleh Kemnaker sebelum disalurkan.n.











































                                                           251
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257